0

Stimulasi Dini Demi Kecerdasan Otak Si Kecil

Hari ini kami sekeluarga tamasya ke Puspa IPTEK Sundial di Kota Baru Parahyangan. Menempuh jarak 31 km dari kota Bandung lewat jalan tol, tempatnya ternyata cukup asyik walau belum jadi tujuan wisata mainstream warga Bandung (dan wisatawan Nusantara yang ke Bandung pada  umumnya). Puspa IPTEK Sundial merupakan wahana science, konsepnya yang interaktif (mengajak semua pengunjung berpartisipasi aktif, tidak cuma sekadar display dan tulisan), membuat tempat ini jauh dari kesan membosankan seperti museum pada umumnya. Jangankan yang dewasa, Anya yang baru mau 2 tahun juga sangat menikmatinya lho.

image

Hal ini mengingatkan pada artikel proses pembentukan otak dan kecerdasan. Menurut para pakar, 2-3 tahun pertama anak sangat penting karena rata-rata proses kognitif terjadi di usia tersebut, misal kemampuan berbahasa, perkembangan emosi, dan sebagainya. Karena itu stimulasi yang dapat merangsang otak balita sangat penting bagi perkembangan otak anak.

Kembali ke Anya. Melihat Anya sangat bergembira dan menikmati semua “wahana” interaktif di Puspa IPTEK Sundial, rasanya bersyukur sekali bisa memberikan stimulasi untuk perkembangan otak. Disini faktor ibu yang bisa mengakses informasi sangat berperan. Saya termasuk ibu yang beruntung bisa mengakses informasi sehingga tahu apa yang harus dilakukan/diberikan ke anak di 3 tahun pertama kehidupannya. Nggak semua ibu seberuntung saya, karena itu salah satu bentuk syukur yang utama adalah membantu anak-anak lain yang perlu mendapat perhatian.

Saya termasuk beruntung bisa memberi fasilitas yang cukup baik untuk perkembangan kecerdasan Anya. Sayangnya tak semua seberuntung kami, bayangkan nasib anak-anak yang karena keadaan terpaksa tidak mendapatkan stimulasi maksimal di 3 tahun pertamanya. Bukan hanya itu, ketika masuk usia sekolah pun terpaksa harus menempuh situasi alakadarnya. Jangankan membincang stimulasi kecerdasan untuk mereka, sehari-hari harus berjibaku untuk makan dan membayar tagihan.

Morinaga dengan produknya susu Chil-Kid dan Chil-School ingin turut membantu anak-anak tersebut lewat #SiapCerdaskanBangsa. Cukup dengan mengklik website Siapcerdaskan.com maka kita bisa membantu tempat bermain dan belajar Ziadatul Irfan, semacam playgroup/PAUD untuk balita.

Semalam saya klik, masih berkisar di angka 35ribuan vote. Yuk sebarkan dan klik website Siapcerdaskan.com demi sejuta suara.

https://youtu.be/je-UJ17TLTc

0

Hore, Anya Sudah 21 Bulan!

Wah, tidak terasa Anya 3 bulan lagi sudah 2 tahun! Waktu berlalu cepat sekali, terutama setahun ini. Pas masih bayi merah hingga usia 3 bulan sih rasanya lamaaaa. Saya masih berkutat dengan baby blues dan belajar mengasuh bayi merah berdua saja dengan suami, tanpa didampingi orang lain yang lebih ngerti. Masa-masa denger Anya nangis aja stress, belajar ngASI, belajar memandikan bayi, belajar menggendong bayi dan sebagainya.

image

usia 9 bulan, mulai GTM

image

udah 21 bulan!

Alhamdulillah, masa-masa itu terlewati dengan “baik” dalam arti saya sehat, Anya juga sehat. ASI eksklusif 6 bulan berhasil dilewati tanpa kesulitan berarti. Tahapan ASI berikutnya menghadapi tantangan berupa gigi tumbuh, yang bikin saya terpaksa mengistirahatkan satu nenen, karena nenen sebelah kiri saya kalau dikenyot Anya sakitnya minta ampun. Saya pernah sampai berguling-guling di kasur menahan sakit setelah menyusui Anya lho, rasanya puting dan aerola seperti disayat-sayat silet. Padahal giginya Anya belum keluar, baru gusinya aja yang keras, dan anehnya cuma sakit di payudara kiri. Saya menyusui dengan hanya satu payudara dan alhamdulillah mencukupi kebutuhan Anya hingga usia 1 tahun.

Sebenarnya waktu itu galau berat lho, keputusan menyusui hanya dengan satu payudara aja. Karena Anya sudah masuk MPASI tapi makannya sedikiiiit minta ampun. Bahkan berbulan-bulan Anya ga mau makan menu MPASI yang sudah dimasak, maunya biskuit ASI atau bahkan crackers bayi. Hadeh masa-masa stress banget. Udahlah MPASInya GTM (gerakan tutup mulut), nenennya cuma satu boobs lagi. Galau dengan kebutuhan nutrisinya. Tapi saat kunjungan ke dokter, alhamdulillah BBnya Anya masih termasuk normal. Orang-orang yang liat dan gendong Anya juga ga ada yang nyangka kalau makannya susah, malah selalu dibilang bayi chubby dan makannya dikira gampang. Duh semoga itu doa ya, amiiin.

Memasuki usia setahun, mulai cari-cari susu tambahan. Nyoba berbagai merk, Anya masih lebih doyan ASI dan tidak menyentuh berbagai susu tambahan tersebut. Cuma icip beberapa sedot trus ga mau lagi. Lha ndilalah pas usia 16 bulan, nyoba Chil-Go! kok suka. Ya udah deh berlanjut sampai sekarang. Chil-Go! ini praktis banget, karena wadahnya anti nyemprot kalau ditekan Anya dan bisa dibawa kemana-mana tanpa repot harus menakar air panas.

Kebetulan di komplek rumah ada beberapa tetangga dengan anak kecil. Pas mereka main ke rumah, ditawarin Chil-Go! mau dong. Jadilah saat-saat sosialiasi sesama bocah jadi ajang nyusu bareng. Anya kalau nyusu ada temennya gitu juga jadi lebih semangat. Minumnya cepet habis. Saya sih pede banget kasih Chil-Go! ke anak-anak tetangga. Soalnya kandungan nutrisinya lengkap, sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan anak usia satu hingga 12 tahun. Susu pertumbuhan Chil-Go! mengandung kolin dan inositol yang mendukung perkembangan otak sehingga membantu anak untuk menyimpan memori lebih baik dan berbagai fungsi kognitif lainnya. Kandungan vitamin B kompleksnya juga dilengkapi zat besi dan yodium yang berperan penting untuk perkembangan sistem saraf. Selain itu Chil-Go! juga mengandung prebiotik inulin 1000mg dan zinc yang sangat menunjang daya tahan tubuh. Musim hujan begini, pasti butuh daya tahan tubuh lebih tinggi dong.

image

Ada satu bocah lagi yg biasanya main bareng dan suka banget Chil-Go! stroberi tp pas ga ikutan difoto

image

Biarpun beda usia, biarpun beda minat, tapi tetep akur kalau main bareng

image

namanya Farid, usianya 2,5 tahun. Lucu binggo, criwis. Kalau udah main rumah, ga mau dijemput pulang 😁😁

See, alasan diatas bikin saya pede dan agak sombong dikit gitu kalau bagi-bagi susu Chil-Go! ke tetangga, hahaha. Daripada kasih jajanan snack yang nutrisinya minim kan mending minum susu pertumbuhan, ye kan?

0

Seorang Emak Harus Memilih Dan Seringkali Pilihannya Ga Enak Semua, Tapi Tetap Harus Memilih

image

Hari ini rasanya bingung sendiri. Jadi ceritanya, saya mendapat undangan event suatu brand di Mall dekat rumah. Sayanya sih seneng, karena sudah lama juga ga hadir bersosialisasi eksis di acara seperti ini, sekaligus nambah networking. Apalagi ternyata boleh bawa Anya.
Rencananya, Anya ntar mau dititipin ke playground ditemenin orang rumah, dan aku ikutan acaranya. Karena kalau Anya dibawa ke acara, pasti aku susah untuk live tweet (yang mana standar kalau ikutan acara brand).

Tapi mendadak semalam inget, kalau jam-nya event tersebut berbarengan dengan jam Anya tidur. Haduh langsung galau. Kalau skip jam tidur, pasti Anya rewel dan tantrum. Di jalan udah tantrum (dan aku nyetir sendiri, udah stress duluan) tambah di Mall aku ga bisa tenang ikutan event-nya. Berarti Anya musti bobok jam 10 pagi.
Masalahnya, Anya mau ga bobok jam segitu. Karena jam 10an itu jam-jamnya Anya aktif main.

Duh, saya bingung bin galau. Pilihannya hadir eksis tapi risikonya Anya tantrum dan saya juga ga bisa tenang ikutan event-nya. Atau saya batalin ikut acara tersebut.

Sebenarnya dalam hati kecil saya udah tahu condong memilih alternatif yang mana. Tapi ada semacam kesedihan (halah) bahwa ternyata masih lama bagi saya untuk bisa hadir dan eksis di acara semacam itu. Ada semacam keinginan untuk dimengerti orang lain, ketika saya seperti menghilang dari peredaran, ga eksis di kalangan teman, mengapa susah banget janjian ketemu teman. Situasinya udah ga seperti dulu lagi yang masih bisa berangkat sejam setelah mendapat pemberitahuan. Udah ga bisa impulsif, lha wong yang terencana saja masih bisa berubah menyesuaikan dengan jadwal si bayi. Banyak pertimbangan, terutama pertimbangan faktor bayi.

Saya juga sadar sih, ga ada kewajiban saya menjelaskan situasi saya ke orang-orang. Meski begitu pengen tetep curhat dan cerita, syukur kalau ada yang bisa memahami. Cerita dan curhat ke teman pun tidak selamanya memuaskan, karena paling males kalau dapat respon: “Anakku bisa adaptasi jadwal emaknya. Aku masih bisa ikutan acara-acara. Anakku anteng tuh kalau aku tinggal beberapa jam.”

Di kupingku, omongan tersebut ada maksud tersirat: “Anakku lebih baik daripada anakmu. You’re doing it wrong, I’m doing it right.”

Eh tapi respon kayak gitu itu luas lho, ga sebatas curhatan soal anak. Banyak topik curhatan bisa menemui respon serupa, mo curhat soal mobilnya kek, bosnya kek, pacarnya kek etc.

Demikian curhatan pagi-pagi emak galau yang rindu untuk eksis dan bersosialisasi.

image

0

Mengasah dan Menstimulasi Kecerdasan Majemuk Sejak Dini Dengan Moricare+ Prodiges

Kapan itu ngobrol sama ayahnya Anya tentang pendidikan. Kami ngobrolin betapa biaya pendidikan sekarang tuh mahal banget dan komersil banget. Komersialisasi pendidikan bahkan udah dimulai sejak pendidikan usia dini. Kalau dipikir dengan logika sederhana macam emak-emak ini, gagal paham rasanya ada “sekolah” untuk bayi usia 6 bulan yang biaya bulanannya jauh lebih mahal dibanding biaya kuliah ponakan di universitas negeri di Bandung. Kadang heran juga, bayi 6 bulan kok udah “disekolahin”, udah gitu biayanya naujubileee, why oh whyyyyy?? 😨😨

Makin kesini makin paham, alasan beberapa orang tua memasukkan anak-anaknya ke sekolah sedini mungkin yaitu untuk memberikan stimulasi yang bisa mengasah kecerdasan anak. Harapannya dengan memberikan stimulasi sedini mungkin maka kecerdasan anak makin meningkat, dan IQnya makin tinggi. Siapa yang ga bangga mempunyai anak cerdas dan pintar? Cerdas disini biasanya identik dengan IQ tinggi, dan IQ tinggi diasosiasikan dengan kesuksesan. Nah justru di sini letak permasalahannya. Lho kok jadi masalah? Memang kenapa, ga boleh pengen punya anak pinter? Ga boleh kalo sejak kecil anak diasah biar cerdas?

Sabar, sabar, sabaaaarrrr 😁😁😁. Ga usah reaktif dulu. Baca dulu postingannya sampai kelar (modus 😁😁 berhubung postingannya panjang).
Jadi begini, pendapat yang menyamakan cerdas adalah melulu soal IQ alias intelektual hitung-hitungan dan hapalan, sebenarnya adalah salah kaprah. Salah kaprah ini berdampak kurang bagus buat anak lho. Mengapa, karena anak jadi dipaksa untuk menguasai satu bidang saja (matematika dan hapalan) dan semua anak dianggap seragam. Padahal, menurut pakar psikologi kognitif, Howard Gardner, kecerdasan itu ada banyak bentuk. Malah ada 8 kecerdasan, ga cuma soal matematika dan hitungan aja. Nah lho!
Bisa bayangkan anak-anak yang sebenarnya menonjol di bidang lain tapi diperlakukan seragam dan dipaksa hal yang bukan kemampuan dan minatnya. Yang ada malah demotivasi, kemauan belajar menurun dan lebih jauh lagi, depresi.

Menurut Howard Gardner yang mencetuskan teori Kecerdasan Majemuk atau Multiple Intelligence, ada 8 bentuk kecerdasan. Setiap anak memiliki bentuk kecerdasan yang lebih menonjol diantara 8 kecerdasan tersebut, apalagi dibanding anak lain. Ke-8 kecerdasan tersebut adalah Kecerdasan Musikal, Kecerdasan Intrapersonal, Kecerdasan Interpersonal, Kecerdasan Naturalis, Kecerdasan Visual Spasial, Kecerdasan Linguistik, Kecerdasan Logika Matematik dan Kecerdasan Kinestetik.

Kembali ke topik stimulasi diatas, karena itu penting banget bagi para ortu untuk mengenali potensi kecerdasan yang menonjol dan kurang menonjol dari anak kita dan memberikan stimulasi tepat. Ga bijak juga kalau kemudian membandingkan anak kita dengan anak-anak lain. Menurutku sih selain memberikan stimulasi yang tepat setelah mengenali kecerdasan apa yang menonjol dan kurang menonjol, juga perlakukan setiap anak kita secara berbeda alias customized (halah). Jangankan dengan anak tetangga, dengan saudaranya saja bisa berbeda.

Jadi begini buibu, dulunya saya juga clueless tentang gimana menstimulasi kecerdasan Anya. Pernah dengar tentang kecerdasan majemuk tidak menjamin jadi ngerti apa yang harus dilakukan. Kalau nemenin Anya main sering blank dan rasanya jadi ibu kok ga kreatif amat yak. Hingga suatu saat pertolongan datang, yaitu berupa Multiple Intelligence Play Plan dari Morinaga Platinum Chil-Kid. Paket MIPP tersebut berisi 4 modul permainan yang bisa menstimulasi kecerdasan majemuk Anya. Waini, pas banget sesuai dengan kebutuhan emaknya.
Selain itu kita juga dipandu untuk mengetahui salah satu kecerdasan majemuk apa yang menonjol dari Anya. Caranya dengan daftar dulu di morinagamiplayplan.com dan isi kuisnya. Dari kuis tersebut jadi tahu ternyata Anya saat ini menonjol untuk kecerdasan naturalis. Tidak heran sih, secara emaknya Anya suka binatang, ayahnya demen berkebun, dan anggota keluarga lain juga menyukai binatang dan akrab dengan berbagai tanaman.
**NB harus dicatat bahwa kuis tersebut sifatnya hanyalah sebagai panduan, karena ketika mengisi kuis tersebut ada beberapa pertanyaan yang kurang cocok bagi perkembangan Anya yang baru 19 bulan.

image

semangat banget & excited pas ikutan ngebongkar kiriman paket MIPP dari Morinaga Platinum Chil-Kid

image

Senangnya mendapat Morinaga Platinum Chil-Kid dan 4 permainan interaktif non gadget, yay!

image

Morinaga dengan Moricare+ Prodiges mendukung konsep kecerdasan majemuk dan mendorong orang tua untuk menghargai setiap potensi unik setiap anak. Nah di website morinagamiplayplan.com ortu bisa mendapatkan panduan cara menstimulasi kecerdasan majemuk anak

Ga berhenti di situ, dari situs tersebut juga dipandu apa yang bisa dilakukan orang tua setelah tahu kecerdasan yang menonjol dan kurang menonjol. Kalau sudah menonjol, stimulasi yang ada diteruskan. Kalau kurang, perlu ditambah stimulasinya. Jadi ada tiga langkah sebagai panduan ortu setelah mendaftar di situs tersebut yaitu:

Langkah 1: Identifikasi. Berfungsi mengenali jenis kecerdasan yang dominan dan yang kurang dominan, guna menentukan stimulasi spesifik yang akan dibutuhkan Si Kecil.
Langkah 2: Stimulasi. Langkah ke-2 ini penting untuk bisa mendeteksi potensi talenta, dari kecerdasan yang telah teridentifikasi. Talenta bisa teridentifikasi dengan memberikan stimulasi yang spesifik, yang sesuai dengan tipe kecerdasan dan usia Si Kecil. Stimulasi yang tersedia, berupa agenda bermain dan ragam ide permainan.
Langkah 3: Evaluasi. Tahap ini bermanfaat untuk mempertajam kecerdasan lainya yang masih kurang dominan.

Ketiga langkah di atas disusun oleh para ahli, lho, untuk membantu dan mempermudah para orangtua. Gak cuma para emak bekerja, ibu rumah tangga seperti saya pun terbantu banget untuk mengidentifikasi dan merencanakan aktivitas bermain bareng Si Kecil yang ga cuma untuk membuatnya “anteng” tapi juga bermanfaat untuk pengembangan kecerdasannya.

Setelah mendaftar, mengidentifikasi dan mengevaluasi, berikut yang dialami; karena Anya suka binatang dan menyukai pegang-pegang tanaman (mungkin ini yang disebut kecerdasan naturalis Anya cukup menonjol, minatnya saat ini yang terlihat adalah yang berhubungan dengan alam), kami orang tuanya sering mengajak Anya bermain selain di mall, misal di taman (alhamdulillah Bandung banyak taman yang menyenangkan), tukang taman/nursery, jalan-jalan sekitar rumah, ke sawah, ecowisata/ecotourism seperti Godong Ijo di Sawangan, Kampung Batu Malakasari di Baleendah atau Taman Hutan Rakyat di Dago. Terbukti Anya sangat menikmati ketika diajak ke tempat seperti di atas. Kayaknya lepas, bebas, pokoknya hepiiii.
Sehari-hari nya sih Anya lebih sering bermain indoor dan depan tv. Yah bagaimana ya, rumah mungil, halaman mungil jadi agak kesulitan bermain bebas di dalam rumah yang mampu membuatnya sebebas di taman. Nah, modul Morinaga MIPP ini sangat membantu Anya bermain indoor. Aktivitas bermain di luar rumah/outdoor biasanya pagi dan sore hari. Selain itu Anya juga seneng nonton youtube video nursery rhimes. Dengan nonton youtube, Anya ternyata dapat menghafal nada, ketukan, sekaligus belajar kosa kata dan tentu saja mengenali bermacam-macam benda, angka, warna dsb.
Karena ingin mengasah kecerdasan kinestetik, maka kami mengusahakan Anya seimbang bermain outdoor. Ketika bermain outdoor, kami mendorong Anya untuk melempar bola/kerikil sejauh mungkin (Anya kalau jalan-jalan seneng memungut kerikil). Jadi satu kegiatan bisa mengasah beberapa kecerdasan sekaligus, kecerdasan naturalis dan kinestetik.

image

bermain sambil belajar. balita memang paling cepat belajar lewat bermain. asyik banget "mewarnai" alias coret-coret semaunya

image

mengenali jadwal, mengenali aktivitas sehari-hari. emaknya juga terbantu mengenalkan Anya untuk lebih tertib makan, mandi, tidur, bermain lewat kartu aktivitas dari Morinaga Multiple Play Plan

Nah di paket MIPP tersebut, ada 4 permainan yang menstimulasi beberapa kecerdasan sekaligus lho. Misal mewarnai, menyambung garis, bermain pasir terbuat dari garam dapur, dan membuat gitar dari barang bekas. Karena Anya masih 18-19 bulan, kegiatannya disesuaikan. Anya keknya belum bisa diajak membuat prakarya, so ibunya yang bikin. Anya liat, sambil ibunya mengenalkan warna dan bentuk. Begitu juga dengan mewarnai, Anya lebih ke mengenal warna, mengenal bentuk, melatih motorik (menggenggam spidol, coret-coret kertas).
Tapi dari modul MIPP, emaknya jadi terinspirasi bahwa permainan yang bisa menstimulasi kecerdasan majemuk tidak harus mahal dan rumit. Bisa dari hal-hal sekitar kita, kegiatan sehari-hari, dan lingkungan sekitar.

Buat para emak, ga usah iri tidak mendapat paket yang sama. Bisa kok mendapat manfaat yang sama dengan mendaftar ke morinagamiplayplan.com. Bisa akses berbagai modul permainan dan panduan orang tua yang pasti bermanfaat ganda untuk anak dan ortu. Bagi ortu, senang karena anak mendapat permainan “murah meriah”, interaktif, mengasah kecerdasan, dan membuat si Kecil “sibuk”, sedangkan bagi anak sudah jelas manfaatnya bagi perkembangan kognitifnya.

Kalau udah, jangan lupa bantu si Kecil agar lebih optimal belajarnya dengan memberinya gizi terbaik yang juga membantu memperkuat pencernaan dan daya tahan tubuh yak.
Mengutip pernyataan DR. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo / FK Unair Surabaya, menjelaskan pentingnya daya tahan tubuh dan nutrisi makanan bagi perkembangan kecerdasan anak. Beliau mengumpakan ada 3 perisai yang berperan penting bagi perkembangan kognitif anak, yang pertama terdiri dari stuktur dan sirkuit otak yang terbentuk dengan sehat dan kuat. Kedua, terbentuk dari sistem kekebalan tubuh yang mampu melindungi anak dari paparan negatif lingkungan sekitar. Dan, ketiga terbentuk dari bangunan fisik tubuh yang mampu tumbuh sesuai dengan tahapan usia.

Morinaga Chil-Kid dengan Moricare+ Prodiges merupakan sinergi antara nutrisi dan stimulasi yang mendukung kecerdasan majemuk. Jadi tak hanya nutrisi optimal untuk memperkuat daya tahan dan mendukung tumbuh kembang fisiknya, ditambah dengan stimulasi untuk kecerdasannya.
Aku percaya sih, gizi bagus aja tapi ga didukung stimulasi yang tepat, potensi anak bisa jadi sia-sia alias ga maksimal keluarnya. Sayang banget, kan?

image

Morinaga dengan Moricare+ Prodiges merupakan sinergi antara nutrisi dan stimulasi untuk mendukung kecerdasan buah hati

image

Anya yang berusia 19 bulan cocoknya Morinaga Chil-Kid

image

0

Melatih Kecerdasan Naturalis Anak Sejak Batita

Sebagai animal lover, ketika tahu hamil maka cita-cita pertama adalah mengasuh anak menjadi sayang binatang (dan semua makhluk). Alasannya sederhana, pengen dunia menjadi tempat yang lebih baik dan lebih ramah, termasuk terhadap hewan. Rasanya mencelos tiap kali dengar kasus-kasus penganiayaan dan penelantaran binatang, bisa habis rasanya hati ini, mengharu-biru. (Ada yg komen, “ih ngapain care sama binatang, masih banyak kok gelandangan, orang gila, anak jalanan, dsb”?  😁😁😁)
Karena itu bertekad agar Anya bisa memberi contoh sekitarnya bagaimana menjadikan bumi ini menjadi tempat yang nyaman bagi semua makhluk.

image

Anya selalu excited kalau diajakin main ke alam seperti ini. Seneng banget kalau udah pegang-pegang tanaman, binatang, main tanah, etc

Syukurnya suami sangat pengertian dengan kecintaanku terhadap binatang dan ga melarang aku dekat dengan binatang terutama pas hamil. Tentu saja, sebagai cat lover sudah membekali diri dengan rambu-rambu cara berdekatan dengan kucing yang aman bagi kesehatan dan janin. Mungkin topik ini bisa dibahas tersendiri, karena lumayan panjang. Intinya, bumil dan busui no working terhadap hewan piaraan, asal selalu menjaga kebersihan pet kesayangan dan diri sendiri serta rajin cuci tangan.

Suami juga tidak melarang aku memelihara kucing setelah Anya lahir. Malah kami sempat menampung straycat beserta kittennya, karena kasihan. I love my husband for this. Dia tidak memaksaku memilih. I love you!!

Seiring Anya makin nambah usia dan udah bisa jalan, pergaulan Anya dengan kucing-kucing di rumah makin akrab. Kucing tu kayaknya tahu lho, kalau yang ngajak main tuh masih anak kicik atau dewasa. Seringkali Anya karena belum tahu, narik-narik kuping, nyubit perut sampai narik buntutnya para pus. Tapi anak-anak kaki 4 ga pernah marah. Paling banter lari kalau lagi ga mau dipegang. Tapi biasanya sih pasrah dan malah jadi temennya Anya main bareng.

Oya selain bermain dengan para meong, Anya juga paling suka main outdoor. Main outdoor itu berarti pegang segala tanaman, debu, kerikil, tanah, dsb. Sepertinya Anya punya ketertarikan terhadap lingkungannya, seperti tanaman, bunga-bungaan, serangga, tanah, kerikil dsb. Kalau main di luar, maunya pegang-pegang tanaman, ngejar-ngejar kupu-kupu dan capung, menghentakkan kaki di genangan air dan tertawa renyah kalau airnya nyiprat-nyiprat, mendaki gundukan pasir. Kebayang dong tangannya kotor pegang apa aja 😅 Apalagi kalau pas matahari bersinar, bisa keringetan dan kulit merah-merah gatal. Sebenarnya agak ga rela Anya main kotor-kotoran gitu tapi kalau bersih terus, kapan belajarnya? Selain itu melihat minat Anya terhadap lingkungan sekitarnya, lebih ke membebaskan Anya eksplorasi, bebas mau gimana.

image

main sama Pleton dan Klepon, dua anak kaki 4

image

pake bedaknya utk serap keringat dan mengurangi gatal-gatal akibat keringat. selain itu wadahnya bisa buat main Anya

Nah disini gunanya selalu sedia tissue basah. Tissue basah bisa jadi “penolong darurat” di saat-saat bermain tersebut. Ya gimana, namanya bayi. Abis megang buntutnya kucing, jari bisa langsung nempel mulut, belum sempet bawa ke kran untuk cuci tangan. Jadi tissue basah ini menolong sekali untuk membersihkan tangan Anya dan menyeka keringatnya di saat darurat. Apalagi saat “piknik” di luar rumah seperti taman. Kan tambah susah tuh cari kran air di tempat umum. Kalau di rumah sih, begitu udah puas main dibawa ke kran dan ajarin cuci tangan pake sabun. Itung-itung membiasakan habit cuci tangan.
Selama ini kami pakai tissue basah sehari-hari dari Cussons. Alasannya paling cocok di kulit lembut Anya dan harumnya paling lembut. Ada banyak varian untuk Cussons Wipes ini, dulu biasanya pake yang warna ijo ama kuning. Sekarang Cussons ganti kemasan, termasuk produk Cussons Wipes. Variannya lebih banyak dan harumnya lebih fresh. Kandungan aktifnya juga lebih oke. Ada yang warna pink mengandung Almond Oil, warna ungu mengandung ekstrak Blueberry dan vitamin E dan warna lain. Paling hapal dua warna ini sih, secara paling sering make yang warna pink dan ungu Lembut, basahnya pas jadi bisa untuk menyeka kulit yang kotor, sekaligus kuat ga gampang robek. Selalu nyetok tissue basah Cussons untuk membersihkan popok, saat bermain dan makan, pas bepergian (selalu bawa di mobil dan tas).

image

Nah tadi pagi iseng dong, motret dan video-in aksi Anya oles-oles tissue basah andalan emaknya. Harumnya lembut dan anti kuman. Sejuk di kulit jadi bisa mengurangi gatal-gatal akibat keringetan. Kenapa iseng banget video-in? Karena mo ikutan #cussonsbintangkecil yang hadiahnya satu milyar itu lhoooooo! Satu milyar! Nah, kita bisa ikutan unggah foto dan atau video juga, alias bisa dua-duanya agar kans menang makin besar. Yeayyy!

So buruan ikut, maksimal cuma sampai tanggal 10 Januari lho. Kalau kurang jelas bisa klik di webnya atau ceki-ceki Twitter dan Facebooknya. Cuss ah! Tinggal bentar lagi nih.

image