0

Seorang Emak Harus Memilih Dan Seringkali Pilihannya Ga Enak Semua, Tapi Tetap Harus Memilih

image

Hari ini rasanya bingung sendiri. Jadi ceritanya, saya mendapat undangan event suatu brand di Mall dekat rumah. Sayanya sih seneng, karena sudah lama juga ga hadir bersosialisasi eksis di acara seperti ini, sekaligus nambah networking. Apalagi ternyata boleh bawa Anya.
Rencananya, Anya ntar mau dititipin ke playground ditemenin orang rumah, dan aku ikutan acaranya. Karena kalau Anya dibawa ke acara, pasti aku susah untuk live tweet (yang mana standar kalau ikutan acara brand).

Tapi mendadak semalam inget, kalau jam-nya event tersebut berbarengan dengan jam Anya tidur. Haduh langsung galau. Kalau skip jam tidur, pasti Anya rewel dan tantrum. Di jalan udah tantrum (dan aku nyetir sendiri, udah stress duluan) tambah di Mall aku ga bisa tenang ikutan event-nya. Berarti Anya musti bobok jam 10 pagi.
Masalahnya, Anya mau ga bobok jam segitu. Karena jam 10an itu jam-jamnya Anya aktif main.

Duh, saya bingung bin galau. Pilihannya hadir eksis tapi risikonya Anya tantrum dan saya juga ga bisa tenang ikutan event-nya. Atau saya batalin ikut acara tersebut.

Sebenarnya dalam hati kecil saya udah tahu condong memilih alternatif yang mana. Tapi ada semacam kesedihan (halah) bahwa ternyata masih lama bagi saya untuk bisa hadir dan eksis di acara semacam itu. Ada semacam keinginan untuk dimengerti orang lain, ketika saya seperti menghilang dari peredaran, ga eksis di kalangan teman, mengapa susah banget janjian ketemu teman. Situasinya udah ga seperti dulu lagi yang masih bisa berangkat sejam setelah mendapat pemberitahuan. Udah ga bisa impulsif, lha wong yang terencana saja masih bisa berubah menyesuaikan dengan jadwal si bayi. Banyak pertimbangan, terutama pertimbangan faktor bayi.

Saya juga sadar sih, ga ada kewajiban saya menjelaskan situasi saya ke orang-orang. Meski begitu pengen tetep curhat dan cerita, syukur kalau ada yang bisa memahami. Cerita dan curhat ke teman pun tidak selamanya memuaskan, karena paling males kalau dapat respon: “Anakku bisa adaptasi jadwal emaknya. Aku masih bisa ikutan acara-acara. Anakku anteng tuh kalau aku tinggal beberapa jam.”

Di kupingku, omongan tersebut ada maksud tersirat: “Anakku lebih baik daripada anakmu. You’re doing it wrong, I’m doing it right.”

Eh tapi respon kayak gitu itu luas lho, ga sebatas curhatan soal anak. Banyak topik curhatan bisa menemui respon serupa, mo curhat soal mobilnya kek, bosnya kek, pacarnya kek etc.

Demikian curhatan pagi-pagi emak galau yang rindu untuk eksis dan bersosialisasi.

image

0

Nursing Room Bukan Hanya Kebutuhan Kelas Menengah

Menjadi ibu di masa sekarang sepertinya jauh lebih dimudahkan dibanding masa ibu-ibu kita dahulu. Sekarang, status ibu dan adanya bayi tidak menghalangi perempuan untuk pergi keluar rumah, entah sekadar refreshing atau bekerja. Banyaknya printilan menyusui dan nursing room di tempat umum (misal kantor dan mall) memudahkan seorang ibu untuk memenuhi kebutuhan primer sang buah hati (menyusui dan ganti popok). Ibu mertua pernah cerita, jaman beliau dulu kalau punya bayi tidak bisa leluasa pergi. Pernah suatu ketika terpaksa pergi, waktu itu musti naik bis. Di atas bis, bayinya pas nangis kenceng karena haus. Ibu mertua cuma bisa berusaha menenangkan karena malu kalau harus menyusui di tengah bis. Itu baru satu, aku yakin pasti buanyak banget yang merasakan situasi serupa. Ibuku sendiri juga cerita, ketika masih punya bayi tidak bisa pergi jauh-jauh karena repot dan kasihan bayinya. 

image

setelah punya anak, bawaan sekarang begini. tas dg perlengkapan perang dan apron menyusui, tasnya Anya isi tisu basah, popok, perlak, baju ganti, cemilan & kantong kresek utk popok kotor

Walaupun begitu, ternyata yang bisa mencicipi fasilitas ibu dan anak di ruang terbuka masih terbatas sekali lho. Bahkan di mall mentereng sekalipun belum semuanya menyediakan nursing room yang nyaman untuk konsumennya. Pengalamanku yang bertempat tinggal di Bandung, pas nge-mall di salah satu mall premium di kawasan Bandung Selatan, ternyata nursing roomnya keciiiil banget. Hadeh mengenaskan lah. Udahlah cuma seukuran toilet 2×2 meter, ga ada meja untuk ganti popok. Jadi isinya cuma satu sofa, dua stool, dan wastafel. Yaelah banget dah. Dan itupun cuma satu-satunya. Terakhir kesana pas puasa/menjelang lebaran 2014, jadi ga tahu sekarang sudah ada perbaikan atau belum. 

Kalau di dekat rumah, ada ITC gede gitu dan sama sekali ga ada nursing room. Jadilah kalau Anya pas perlu ganti popok, ke lantai paling atas yang jadi foodcourd berkonsep saung. Kalau ada saung kosong ya ganti popok di situ. Kalau ga ada, ya terpaksa tunggu dulu deh, buru-buru pulang untuk diganti di rumah. Padahal misal pas lagi di tengah belanja. Ngeselin buanget nget. Jangankan untuk ganti popok, untuk menyusui aja ga ada. Jadi kemana-mana musti bawa apron/nursing apron karena siapa tahu mendarat di tempat kayak gitu alias ga ada nursing room. Padahal di ITC tersebut banyak pengunjung perempuan dan sekaligus karyawati karena juga banyak kantor ruko di sekitar situ. Halah-halah, pokoknya mengenaskan banget dah.

Selama di Bandung, nursing room paling nyaman justru di rumah sakit. Secara tinggal di Bandung Selatan dan jarang menjamah Bandung utara yang lebih banyak mall premium yah. Jadi nursing room di rumah sakit langganan tersebut dilengkapi meja ganti popok, sofa, tempat tidur, TV, AC, tempat sampah, tisu, kapas, dan interiornya cute banget. Sayangnya gantian kelakuan pengunjung yang bikin nursing room ini jadi ga nyaman. Yang terutama banget mengganggu adalah rendahnya kesadaran untuk menjaga kebersihan. Pernah dong, pas mo make, mak jegagig ada sampah popok bekas di diapers table. Trus tisu-tisu kotor berserakan. Ditambah makanan dan minuman sisa yang ga dibuang dan berserakan di meja. Arrrgghhh sumpah bete banget, marah. Rumah sakit swasta premium gitu lho, pengunjungnya masih katrok. 

Nah wiken kemaren belanja di supermarket besar dekat rumah. Lumayan lah tempat tersebut ada nursing roomnya, dan lebih luas dibanding nursing room yang ada di mall yang tadi aku ceritakan. Fasilitas lumayan komplet, ada sofa, ada diapers table, ada toilet cewek cowok. Wait! Toilet??! Yoiii, jadi nursing room tersebut jadi satu ama toilet. Toilet untuk anak sih keknya karena urinoir cowoknya posisinya rendah. Ada juga kloset. Dan toilet tersebut terbuka dong, cuma dikasi sekat rendah. Kemaren nenenin Anya selama setengah jam nyampur bau pesing samar-samar. Enak banget deh.

image

nursing room di salah satu supermarket besar di Bandung. lengkap sih tapi... errrr

Nah pas mo pulang ke rumah, sambil ngedorong trolley pandangan mata tertumbuk ke pemandangan mengenaskan sekaligus mengharukan buat saya. Jadi ada ibu-ibu muda, karyawan counter donat kentang gitu, duduk lesehan sambil nenenin bayinya yang masih berumur dibawah 6 bulan. Seketika segala kebetean akibat nursing room kurang layak tersebut menguap, berganti rasa nyesek. Iya, aku membayangkan nasib ribuan, ratusan ribu mungkin jutaan ibu-ibu menyusui yang tidak bisa mengakses nursing room layak. Seperti ibu-ibu yang bekerja di pasar atau ITC, dengan kondisi tempat kerja jauh dari nyaman. 

Selain itu membaca status teman di Jepang yang mo balik Indonesia, dia bahagia sekali ada nursing room dilengkapi playground untuk batita anak di bandara sehingga sangat membantu ibu-ibu dan anak-anak yang kecapekan. Bandara di Bandung entah ada nursing roomnya atau tidak. Stasiun gak ada nursing roomnya, merepotkan sekali kalau hendak ganti popok, musti ke musholla dan ga enak sama pengunjung. Apalagi terminal.

image

buat ikutan #CBK4 dan CSR nursing room, yay. Perhatikan kemasannya udah ganti jadi lebih fresh

Nah denger-denger nih, Cussons  Baby bikin CSR mendonasikan 500 rupiah untuk setiap peserta yang berpartisipasi di Cussons Bintang Kecil 4. Dana donasi ini akan dipakai untuk membangun nursing room di tempat umum. Wah mari ikutan dan ramaikan yuk buibu, sebagai bentuk solidaritas kita terhadap sesama ibu-ibu. Bayangkan jika di tempat-tempat yang aku sebutkan tadi akhirnya dibangun nursing room yang nyaman, tentu sangat disyukuri oleh setiap ibu. Bayangkan juga kalau kita sendiri yang butuh. Caranya berpartisipasi Cussons Bintang Kecil 4 gampang bingit, tinggal upload foto buah hati dengan menyertakan minimal 2 produk Cussons Baby. Upload kemana dan syaratnya gimana, bisa dicek di link berikut or cek Twitter dan FBnya. Hadiahnya satu milyar booook! Buruan, terakhir upload 10 Januari nih. Jangan lupa sebelum foto-foto, cek kemasan produk Cussons-nya ya mak. Karena sekarang kemasan Cussons ganti desain jadi lebih fresh. Yuuuuk, demi tersedianya ribuan nursing room nyaman di tempat umum.

image

0

Sentuhan Ajaib: Memperkuat Emotional Bonding Saat Baby Blues Menyerang #CBK4

image

Mau cerita dikit tentang baby blues, masih sedikit nyambung sama postingan kemaren. Jadi waktu anya lahir, perasaan yang muncul di aku, ibunya, masih didominasi rasa cemas daripada rasa sayang. Selama sebulan lebih belum bisa “menikmati” lucunya Anya. Apalagi kalau di rumah pas cuma berdua dan suami ngantor (selama sebulan lebih dari sejak pulang rumah sakit cuma berdua aja sama suami, ga ada pengasuh atau keluarga ikut tinggal di rumah) rasanya takut banget melukai anya dan ga bisa jadi ibu yang baik.
Selain itu belum merasakan kedekatan emosional dengan Anya walau sejak hari pertama udah nenenin dan IMD cukup lama abis operasi (pas lahir, saya dioperasi 2x, cesar dan operasi pengambilan kista). Masih ada perasaan berjarak sama Anya, rasanya tugasku adalah sebagai penyedia ASI dan memandikan serta memastikan Anya gapapa. Belum muncul rasa yang gimanaaa gitu, perasaan seorang ibu alias motherhood (susah dideskripsikan). Yang terasa banget mendominasi adalah cemas dan takut. Ngajak Anya berkomunikasi jadinya cuma karena merasa itu sebagai kewajiban aja, bukan sesuatu yang genuine.

Nah ternyata nih, saat-saat paling intens aku berkomunikasi dengan Anya justru pada saat memandikan anya dan sebelum tidur. Secara aku merasa bukan tipe cerewet dan ga pinter omong, jadi sejak hamil agak kesulitan mengajak Anya ngobrol. Lebih seneng diem, baca atau asyik sendiri. Malah lebih gampang ngajak ngobrol kucing daripada anak yang di perut. Tapi teringat artikel Babycenter yang pernah dibaca, maka mengusahakan diri untuk sebisa mungkin ngajak ngobrol Anya.
Lucunya aku justru paling bisa ngakak ngobrol Anya pada saat mandi dan menjelang tidur.

Jadi sambil mandiin Anya, aku ngobrol apa aja dan ditambah nyanyi lagu nursery rhimes dan lagu anak-anak (sampe ngapalin khusus liriknya). Sambil menyeka tubuhnya, menyabuni, membilas dan mengeringkan dengan handuk, aku ngomoooong terus. Pernah direkam video oleh suami, komentarnya adalah, “mBokmu cerewet tenan yo nduk, ” hehehehe. 😁😁😁
Selesai mengeringkan dengan handuk bukan berarti sudah selesai. Ritual masih berlanjut dengan memijatnya dengan lotion khusus bayi. Ritual ini benar-benar bermanfaat mencegah Anya kembung dan rewel. Kami melakukan ritual ini sejak Anya masih bayi merah hingga sekarang 18 bulan.
Pijat bayi ga sesulit yang dikira kok. Tinggal kemauan aja. Belajar pijat bayi bisa dari bidan dan kursus prenatal di RS (kalau aku ikutan senam hamil di RS Hermina Arcamanik selalu ada kelas prenatal sebelum senam) dan dari youtube. Manfaat bisa pijat bayi banyak banget! Bayi selain jadi lebih rileks, jarang kembung, juga membuat tidurnya lebih nyenyak. Manfaat lain yaitu memperkuat bonding ortunya dengan bayinya. Jadi sangat disarankan ga cuma emaknya yang pijat memijat, ayahnya juga kudu bisa melakukan ritual pijat.

image

image

Kalau dari pengalaman pribadi, saat dipijat itu adalah saat yang sangat mendekatkan kami. Bagaimana tidak, Anya sangat menikmati sentuhan kami dan merasa dicintai. Sambil dipijat, menatap Anya dan ngajak ngobrol. Anya kalau dipijat ayahnya, bisa sampai cekakakan ketawanya, sementara kalau sama ibu “cuma” senyam senyum syahdu. Kadang bikin iri, kok sepertinya Anya cuma ketawa ngakak kalau sama ayahnya sih, hih.

Oya untuk pijat bayi ga ada peralatan khusus. Kalau habis mandi, Anya pakai lotion baby Cussons dengan rangkaian keharuman yang sama dengan sabunnya. Dengan lotion, kulit anya jadi lembab dan halus. Oh ya, bayi juga perlu perawatan kulit untuk menjaga kelembapannya lho. Soalnya kulit bayi ternyata bisa kering juga kalau ga dirawat.
Kalau pijat sebelum tidur biasanya kami lakukan setelah ganti popok. Biasanya pakai baby oil Cussons biar enak kalau dipijet trus baru dikasi minyak telon. Biasanya Anya jadi lebih rileks walau ga dijamin langsung bobok sih. Tapi biasanya Anya udah tahu, kalau diganti popok trus dilanjut pijat, berarti sudah waktunya bobok.

image

Eh trus gimana soal baby blues tadi? Ternyata mak, baby blues adalah perasan yang wajar dialami ibu sehabis melahirkan. Banyak yang merasakannya, jadi ga usah merasa sendirian, apalagi merasa bersalah dan melabeli diri yang enggak-enggak. Cara untuk mengurangi baby blues agar tidak berkelanjutan menjadi post partum depression (depresi pasca melahirkan) adalah terbuka terhadap perasaan tersebut, tidak menyangkalnya. Lalu bicarakan dengan suami, minta suami untuk mensupport. Perkuat emotional bonding dengan memperbanyak sentuhan kepada bayi baik lewat pelukan, gendong, dekap dan pijat. Dorong suami untuk ikut terlibat pengasuhan anak, dengan memujinya karena sukses mengganti popok, memandikan dan memberikan pijatan. Sentuhan adalah wujud cinta dan kasih sayang yang bisa dirasakan anak, sehingga anak bisa merasakan benar rasanya tumbuh dengan cinta. Perasaan dicintai itu penting banget sebagai dasar tumbuh kembang anak lho, mak.

image

Nah, kebetulan ternyata Cussons sedang ada event Cussons Bintang Kecil 4. Hadiahnya total 1 Milyar bok!! Wooohh ngiler ga seeehhh!!? Bisa buat tabungan sekolah anak lho (mata langsung ijo). Cussons Bintang Kecil ini adalah lomba foto dan video yang diselenggarakan oleh brand Cusssons. Caranya gampang banget, orang tua tinggal bikin foto dan video buah hati, sertakan 2 produk Cussons di foto/video tersebut trus upload deh. Foto dan videonya harus menggambarkan tema “Tumbuh dengan Cinta”. Nah kira-kira foto/video kek apa ya yang menggambarkan tema tersebut. Kalau fotonya Anya di atas sudah pas gak dengan temanya? 😁

Info lengkap mengenai lomba Cinta Bintang Kecil 4 Cussons Baby bisa diklik di sini atau dibaca pada channel social media berikut
– FB:  https://www.facebook.com/CussonsMumMe.Id/
– TW: https://twitter.com/cussonsmumme_id
– Web : http://cbk.cussonsbaby.co.id/

image

Btw baru tahu kalau Cussons sekarang  ganti baju ya, berupa desain kemasan baru dan logo baru yang lebih fresh. Jadi kalau mo menyertakan produk Cussons di foto/video, cek betul produknya masih kemasan lama atau kemasan baru. DEMI SATU MILYAR, MAAAAAK!

image

7

Hal-hal Yang Orang-orang Ga Kasih Tahu ke Ibu Habis Melahirkan

image

Berbeda dengan nikah/kawin yang ada musimnya, kalau hamil kayaknya ga kenal musim ya. Maksudnya di tradisi Jawa, ada bulan yang pantang/ga pantes menyelenggarakan pernikahan, misal bulan Puasa dan Tahun Baru Jawa/Suro. Puncaknya menjelang Lebaran Haji, undangan yang diterima untuk satu hari mungkin bisa sampe 4-5 biji. Kali 100 untuk ngasih amplopan, dalam sebulan bisa abis lebih dari setengah juta hehehe. Lha kok malah ngomongin kawinan, kan mau bahas soal kehamilan dan kelahiran.

Jadi soal kehamilan, kayaknya tiap bulan selalu mendengar kabar bahagia ada teman hamil. Bahkan kadang bisa beberapa teman hamil hampir berbarengan, cuma selisih beberapa minggu/bulan. Mungkin karena itu ada idiom ‘hamil itu nular’.

Beberapa minggu  lalu, tetangga sebelah juga abis lahiran. Mendadak gitu, orang sebelumnya mereka abis kumpul keluarga dan baru masuk minggu 37. Alhamdulillah ibu dan bayinya sehat. Nah kemaren denger obrolan ponakan, katanya di tetangga sebelah ada penghuni lain yg juga sedang hamil. Keliatan dari perutnya yang besar. Lalu ketika ngeliat sendiri, malah pada heran, “lho itu tetehnya yang abis nglairin kok, emang hamil lagi? Kok perutnya gede gitu.”

Oh lala, ternyata weceu-weceu lugu ini gak tahu. Sehabis lahiran, perut ga langsung kempes-pes. Gloyor dan kondisi masih kek hamil 3 bulan gitu. Kondisi ini mengingatkan ketika aku hamil dan melahirkan dulu. Mungkin karena aku hamil dan melahirkan jauh dari keluarga, walau ada whatsapp grup emak-emak tapi keknya juarang/ga pernah bahas perubahan tubuh pasca melahirkan. Jadi dulu pas abis nglairin Anya, aku sempet sedih dan ga pede kalo liat perut. Kondisi perut nggilani, koyor-koyor, menggelambir dan persis seperti masih hamil 3-5 bulan. Mana ga bisa pake stagen/korset karena bekas operasi caesar sempet kebuka dan meradang.

Jadi begini, ada beberapa hal yang mungkin jarang/tidak pernah disampaikan orang-orang ke ibu  baru. Rata-rata mereka sibuk menasihati segala pernak-pernik bayi, nanti bayinya begini begitu dsb. Ketika si ibu baru ini menjumpai kondisinya kok tidak seperti dibayangkan (atau malah ga pernah kepikiran/kebayang sama sekali) bikin kagok, minder, cemas, bingung dsb.

Jadi beberapa perubahan yang terjadi pada seorang ibu yang abis melahirkan tapi jarang diinformasikan adalah sebagai berikut:
1. Perut abis nglairin ga langsung kempes. Kondisinya “ga cantik” dan mirip seperti masih hamil. Untuk kembali menyusut tergantung usia (usia 20an awal lebih cepet menyusut daripada yg hamil pertama umur 30an), gaya hidup sebelum hamil (rajin olahraga ga) dan pola makan setelah melahirkan.
2. Adalah wajar setelah melahirkan, seorang ibu ga merasakan kegembiraan tp didominasi rasa cemas atau datar. Banyak ibu-ibu yang menyangkal kondisi ini padahal mengalaminya, karena takut penghakiman masyarakat. Dibilang ga keibuan lah, bukan ibu yang baik dsb. (Kekuatiran) Label kek gitu malah makin memperburuk perasaan tersebut lho. Nama kondisi ini adalah baby blues. Kondisi ini wajar banget, ga usah merasa aneh dan merasa buruk. Kalau ga didukung oleh sekitar dan dipendam sendiri, apalagi disangkal, bisa berlanjut ke depresi post partum yang lebih parah dan berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi.
3. Bentuk payudara  berubah. Mau gimana rayuan para aktivis ASI yang mati-matian bilang bahwa menyusui ga mengubah bentuk payudara, faktanya bentuk payudara berubah. Apalagi pas awal-awal menyusui hingga selesai ASI eksklusif. Perubahan ini terlihat sejak kehamilan memasuki trimester ketiga. Seperti aerola membesar dan berwarna lebih gelap. Selesai menyusui juga payudara menjadi agak kendor. Tapi kata temen yang anaknya udah gede, nanti payudara akan  kembali “membaik”. Kalau aku mah sabodo teuing, ga cemas atau minder. Mungkin karena aktivitas menyusui telah mengubah persepsiku tentang payudara. Jika dulu payudara adalah sebagai objek seksual, sekarang ngeliatnya adalah sebagai sumber kehidupan. Beneran lho. Liat bokep dan porn kok rasanya “hambar” dan melihat berbagai bentuk tetek diumbar yang keinget adalah anak. It’s mother milk! Sumber makanan utama.
4. Kehidupan seks berubah. Yang jelas jadi kudu cari-curi curi-cari waktu. Apalagi kalau ga ada baby sitter dan anak tidur bareng. Para bapak dimohon pengertiannya.
5. Identitas pribadi berubah. Maksudnya bukan identitas macem ktp. Tapi pribadi. Kadang pribadi itu menghilang perlahan ditelan urusan perbayikan dan parenting thing. Ada yang bisa menerima tanpa masalah, ada yang kaget/shock dan suka rindu “the old me”. Its okay, itu bukan berarti ga bersyukur. Yang penting adalah mengakui perasan itu ada, tidak menyangkal/pura-pura ga ada. Langkah selanjutnya adalah penerimaan bahwa kita emang masuk fase baru yang sangat berbeda.
6. Menyusui itu ga gampang! Sekhatam apapun kamu melahap teori menyusui, tetapi ketika waktu itu tiba, ternyata tetep bikin panik, sakit, bingung. Menyusui ternyata ga segampang yang dilihat, dan digembar-gemborkan aktivis ASI. Mengherankan juga sih, mengapa aktivitas “purba” bisa sedemikian rumit bagi manusia saat ini. Dulu pas belum ada konselor ASI dan segala printilan pembantu ASI, gimana ya proses menyusui seorang ibu. Apakah hewan mamalia juga ada yang mengalami kesulitan menyusui? Selain itu ibu yang baru awal-awal menyusui akan banjir keringat, lepek, kuyu, bau (ASI) waaahhh pokoknya enggak banget lah. Jadi jangan heran ada sebagian ibu yang lebih suka tidak menerima tamu di awal-awal pasca lahiran. Selain karena butuh istirahat juga ga pede dengan kondisinya yang kucel berat harus menerima tamu.
7. Masa nifas bisa bervariasi lamanya. Ada yang seminggu pasca melahirkan udah berhenti, ada yang lebih dari 40 hari.
8. Jahitan operasi cesar bisa terbuka lagi. Ini pengalaman pribadi sih. Jadi beberapa minggu pasca melahirkan, tiba-tiba badan diserang demam hebat. Seumur-umur baru kali itu merasakan badan menggigil karena demam. Diselimuti setebal apa masih menggigil. Ternyata jahitan cesar terbuka dan meradang, sampai bernanah. Pantesan demam hebat, infeksi. Entah juga mengapa sampai bisa terbuka, bisa jadi karena aktivitas (karena ga ada baby sitter, ga ada ART, semua dihandle cuma berdua sama suami termasuk masak dsb). Sekali lagi ini pengalaman pribadi, karena banyak juga teman-teman yang cesar dan baik-baik aja. Yang jelas bervariasi rasa sakit yang dirasakan. Ada yg seminggu setelahnya udah bisa jalan-jalan enak, ada yang harus bedrest total, ada yang ga bisa dipake jongkok, dsb.
9. Setelah jadi orang tua lebih membutuhkan honeymoon daripada pengantin baru and that’s so true. Ironisnya banyak pasangan orang tua yang justru ga sempet dan ga bisa honeymoon, entah karena kesibukan, susah ninggal anak, budget dsb. Padahal setelah ada anak akan lebih banyak konflik yang terjadi dan lebih dalam dampaknya dibanding pas waktu berdua aja. Lebih banyak perdebatan, tengkar mulut atau kekesalan dan sakit hati plus kesedihan yang dipendam (terutama tipe yang memendam perasaan), karena cape fisik, cape otak, cape psikis. Apalagi kalau suami ga mau terlibat merawat anak dan bantuin urusan domestik, tipikal feodal gitu.

Hmmm apalagi ya? Ada yang mau nambahin ga? Welcome lho 😁😁😁

Hmmm apalagi ya…

1

Kado Buat Bumil/Ibu Yang Habis Melahirkan

Postingan ini terinspirasi berkat nyamber pertanyaan @nonadita di Twitter. Sebenarnya udah pengen posting sejak masih hamil (!!) sih, tapi kok malah lebih rajin posting curhat dan fokus nyiapin sarang buat Anya  😅😅😅

Waktu itu @nonadita nanya, kado untuk bumil yang hampir melahirkan. Nondit (mungkin) pernah denger curhatan emak-emak mengapa hampir semua pengunjung yang bezuk kelahiran pada fokus ke bayi, padahal emaknya juga butuh perhatian. Sementara daku sendiri dari dulu pengen posting soal daftar kebutuhan bayi  dan ibunya berdasarkan pengalaman pribadi. Kalau ngobrol sama beberapa teman yang udah “veteran” jadi ibu alias bukan lagi nunggu anak pertama (plus jarak dengan anak pertama lumayan jauh) rata-rata mengakui kalau perkembangan printilan perbayikan memang sangat pesat. Misalnya nih sekarang ada stiker anti nyamuk, dulu boro-boro ada, paling pol kelambu. Piranti ngASI apalagi, sekarang makin marak dibanding 5 tahun lalu. Memang di satu sisi perkembangan yang ada makin memudahkan ibu-ibu tapi di sisi lain pusing booooo. Masih inget betul, pas hamil sampe khusus belajar (halah lebay) soal perpopokan, pergendongan, stroller hingga carseat. Khusus soal popok ama gendongan, perkembangan dan variasinya banyaaaak dengan istilahnya masing-masing. Masuk ke forum emak-emak,  yang awalnya buta malah jadi makin bingung karena istilahnya macam-macam, merknya juga. 😅😅😅

Jadi begini, berdasar pengalaman pribadi, list yang dibuat saat hamil (apalagi anak pertama) biasanya agak cluelesess. Walau udah dibantu Google dan ibu/kakak (kalau daku karena jauh dari keluarga jadi serba sendiri) rasanya masih clueless. Apalagi pas belanja, rasanya kalap pengen ngeborong semua melihat pernak-pernik lucu gemesin (ditambah angan-angan, thanks to pinterest). Selain faktor gemes, belanja bayi menggunung biasanya juga karena faktor kuatir, kuatir bayinya begini begitu dan kemakan iklan yang copywritingnya bernada mengancam, jadi merasa butuh. No worries, ga usah malu, banyak temennya, banyak tuh yang mengalami. Dimaklumi aja, namanya juga euforia anak pertama.

Berdasarkan pengalaman pribadi, kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda. Setuju? Masalahnya sebagai orang tua baru kita buta kebutuhannya apa aja,  lha bayinya sendiri masih di perut dan kita cuma bisa membayangkan dan melihat orang lain (belum tentu situasi orang tersebut sama dengan kita). Kalau bicara kebutuhan, bisa dibuat 2 kategori besar kebutuhan seorang (calon) ibu:

1. kebutuhan sebelum melahirkan (yaitu saat hamil)
2. kebutuhan setelah melahirkan (ketika dedek bayi udah lahir)

Bagi teman-teman yang ingin memberi kado seorang ibu, gak papa lho ngasih kadonya memang ditujukan saat masih hamil. Saat hamil banyak juga keinginan eh kebutuhan seorang ibu. Ide lain, mengapa tidak menyertakan faktor si ayah dalam kado tersebut. Misal buku serba-serbi ASI yang bisa dibaca kedua orang tua, kasih aja 2 buku, satu untuk ibu satu untuk ayah. Atau voucher kursus ASI untuk pasangan. Eitss jangan salah, walau menyusui (tampaknya) adalah hal natural bin alami, pada prakteknya tetep butuh belajar dan ga mudah. Support suami sangat besar pengaruhnya demi keberhasilan ASI, serius! Dari pengalaman, dengan melibatkan suami ketika belajar soal ASI, suami jadi supporter utama yang mendorong keberhasilan ASI termasuk menghadapi reaksi sekitar (yang seringkali mengganggu).
Ide lain misal perangkat memanjakan ibu seperti lotion wangi penghilang pegel, penghilang stretchmark & pengurang gatal (perut makin besar maka kulit makin meregang dan gatalnya aaarghhh ampuuunnn), bantal (ga perlu bantal khusus tapi kalo ada yang kasih bantal khusus pasti suka deh, secara bantal khusus bumil tu mahal. Kalo ada yang ngasi gratis kan lumayan banget).
Kalo dulu aku angan-angannya sederhana, pengen ada yang ngado cd musik lagu-lagu kesukaan seperti jazz easy listening gitu. Yang jelas kado yang ditujukan dipakai saat hamil memang difokuskan untuk ibunya bukan dedek bayinya.

Nah yang kedua, pengen ngado untuk dipakai saat dedek udah lahir. Ada 3 pilihan, kadonya buat dedek bayi, buat ibunya atau buat ayahnya? Selama ini kebanyakan orang ngado lahiran memang buat bayinya sih, jarang yang buat ibunya apalagi bapaknya. Gak cuma si ibu yang merasa tersisih, kadang bapak pun merasa cemburu lho dan pasti terharu bingit andai ada yang memperhatikan mereka. Pilihan kado buat bapaknya apa aja? Mmm bingung juga ya, tapi mungkin  bisa ngado raket nyamuk biar bapaknya usreg berburu nyamuk tiap sore :mrgreen:
Eh eh barusan ngobrol sama Ayahnya Anya, katanya dikado jamu jaga kesehatan dan vitamin boleh juga, secara ayah juga butuh sehat untuk menjaga ibunya dan babynya. Ayah juga ikut begadang lho. Alternatif lain,  kado yang bisa mendekatkan ayah dan anak, contohnya iPhone terbaru agar proses dokumentasi dan foto-foto anak baru makin lanciiirrr *dilempar batre*. 😂😂😂

Kalau kado buat ibu pasca melahirkan, ada banyak pilihan. Dari yang tampak “sepele” tapi sangat berarti misal kue-kue lezat penggoda iman kesukaan si ibu. Misal ibunya demen duren, bawain lah pie duren. Gapapa kok busui makan durian, mitos tuh kalau dilarang karena bikin panas atau apa. Tapi sebaiknya memang ditanyakan dulu, karena ada ibu-ibu yang cukup strict diet menyusui. Masih banyak kan kuliner sedap aman buat busui? Mengapa makanan, karena bentuk memanjakan diri paling gampang buat busui. Kalo spa agak sulit karena musti ninggal bayi, terutama bagi ibu yang ASI eksklusif. Selain itu, bagi beberapa ibu, makan makanan yang disukai bisa meningkatkan produksi ASI. Bukan karena kandungan makanannya sih tapi lebih karena jadi happy.

Dibawakan bingkisan berupa perawatan diri juga boleh banget. Yang jelas berguna adalah krim pengurang stretch mark. Merk bagus dan mahal sekalian ya, wkwkwk. Dulu mah ngarep banget ada yang ngadoin Belly Bendit alias korset khusus ibu setelah melahirkan, karena perut setelah melahirkan tuh menggelambirnya ampuuuunnn deh. Bisa kenceng dalam waktu 3 bulan tuh dah bagus buanget, pasti ibu body-body atlet plus perawatan *kalimat berbau iri bin sirik*. Ngarep dot com karena harga korset merk Belly Bendit hampir sejuta. Lumayan buanget kan kalo ada yang ngasih gratis, hihihi.

Kebutuhan lain ibu yang abis melahirkan tentu saja yang berkaitan dengan menyusui. Apa saja sih kebutuhan busui? Coba didaftar:
1. pompa ASI
bahkan bagi SAHM memiliki pompa ASI adalah keharusan, kalau bisa ya. Kita ga pernah tahu apa yang terjadi, istilahnya jaga-jaga. Pengalamanku, ga ada bayangan bakal pakai pompa ASI karena berniat menyusui eksklusif langsung dari gentong (kan ga kerja kantoran). Eeee tapi baru hari ke3 setelah melahirkan udah harus mompa ASI karena Anya bilirubinnya tinggi, dehidrasi, pelekatan belum sempurna sehingga ASI yang tertelan dikit banget kalau nenen langsung plus Anya kudu nginep RS untuk perawatan bilirubinnya. Wah alhamdulillah untung udah ada pompa ASI. Paling murah memang pompa manual tapi capek juga, jempol berasa pegel bianget. Paling praktis yang elektrik, dan menurutku lebih banyak yang keluar daripada dipompa dengan pompa manual, juga lebih cepat. Kalau bisa meres pake tangan (istilahnya marmet) ya monggo. Paling saranku kalau marmet adalah soal higienis, karena kalau mompa pake alat kan langsung masuk botol.
Nah harga pompa yang nyaman di payudara (gak sakit) dan praktis termasuk engga murah. Tahun 2015 mungkin sekitar 700-800ribu kali ya, merk Medela yang mini elektronik. Tahun 2014 aja masih sejuta. Silakan kalau mau kado pompa ASI, anda akan langsung mendapat gelar “Sponsor ASI eksklusif” yeyeyeye 😁😁😁😁 Oh ya, musti gugling soal review merk pompa ASI ya. Ga mau kan, udah beli mahal-mahal trus ga kepake karena sakit banget di payudara. Berdasarkan obrolan sesama emak, merk Medela masih juaranya.

2. Tempat penyimpanan ASIP
Nah ini perlu banget bagi ibu bekerja karena musti nyetok hingga ratusan botol (kalau liat foto orang-orang yang share freezer penuh isi ASIP).

3. Apron
Banyak sebutan untuk alas menutupi dada saat menyusui. Apron, nursing cover, apalah. Dulu pas lajang taunya apron adalah celemek untuk masak, hahaha. Apron enak buat menyusui di tempat umum adalah yang ada kawatnya jadi bisa nengok si baby pas nenenin dan babynya ga keplepeken, masih ada udara mengalir. Apron ni berjasa banget kalo pas pergi sama si baby dan kudu nenenin saat itu juga, ga nemu nursing room. Apron yang motifnya lucu-lucu ternyata ya ga murah ya, apalagi yang branded. Seratus ribuan lah paling gak.

4. Bra menyusui
Buat sebagian emak ga terlalu butuh ini, tapi pengalamanku, pakai nursing bra jauh lebih nyaman dan memudahkan saat nenen. Nursing bra yang bagus, enak, keren, cakep ternyata harganya gile naujibile. Bisa 300 ribu keatas untuk yang branded, sakit hati dah. Kebanyakan nursing bra modelnya mbok-mbok banget, ga bisa buat dipake dibalik kaos, motifnya polos. Tapi dengan makin menjamurnya olshop, makin banyak pilihan nursing bra lucu-lucu dengan harga lebih terjangkau.

5. Baju menyusui
Sejak melahirkan & menyusui, jujur  aja semua baju jaman pra punya anak masuk kotak semua :palmface:
Selain kekecilan di daerah dada, juga ga nyaman untuk menyusui. Dulu aku ga menyiapkan untuk ini, mikirnya pake baju berkancing atau kaos dibuka, beres. Setelah mencoba baju khusus menyusui, oohhh ternyata jauh lebih praktis dan nyaman ya. Mana modelnya juga modis. Dari tanktop, kaos hingga kaftan khusus menyusui sekarang udah ada lho. Cek IGnya, Sis *halah*.

6. Breast pad, nipple cream, kompres
Bagi sebagian ibu, salah satu “masalah”  saat menyusui adalah ASI bocor saat tak dipakai. Merembes ke bra dan baju, badan bau nenen kemana-mana. Breast pad adalah jawabannya. Selain itu nipple cream sangat berguna saat puting pecah/luka/berdarah perih ga karuan. Keadaan begini ga cuma dialami awal menyusui aja tapi hingga Anya tumbuh gigi. Pilih nipple cream yang ga perlu dibasuh lagi saat hendak nenen ya, saat ini udah banyak pilihan. Memang lebih mahal tapi lebih praktis daripada tiap mo nenen musti dilap dulu. Kompres payudara juga berguna banget ketika mengalami payudara bengkak dan meradang.

Mmmm apalagi ya… sementara segitu dulu, disambung lagi ntar. Nulis pake hape, jemari pegel banget bok!