0

Keajaiban Anya

Punya bayi ternyata sekaligus punya subjek pengamatan tersendiri, yaitu untuk hal-hal yang selama ini taken for granted hehehe. Setiap memandang Anya rasanya disadarkan dengan keajaiban. She’s a miracle. Betapa tidak, awalnya hanya dari satu sel telur dan sperma, kemudian pas di-usg waktu masih 3 bulan berbentuk mungil menggeliat-geliat, sekarang udah bayi gede.

Kemarin Anya ke Hermina untuk vaksin PCV. Terakhir ke Hermina awal Agustus untuk vaksin kombo DPT, HIB, polio dan rotarix, berarti udah hampir dua bulan lalu. Nah pas vaksin kemarin ini ada hal unik dan menurutku luar biasa. Bayi seusia Anya (menjelang 4 bulan) ternyata udah punya memori dan mampu merecall kembali memori tersebut. Jadi pas di ruang dokter, seperti biasa Anya ketawa-ketawa dan senyam-senyum diajak becanda sama dokter dan suster.
Tengah-tengah becanda tahu-tahu Anya nangis tanpa sebab. Aku sempet mikir apa Anya udah bisa mengingat dan tahu apa yang akan terjadi, tapi gak ah, gak mungkin. Nangisnya Anya cuma bentar, kemungkinan karena ada yang dia protes atau ga nyaman (waktu itu mulutnya lagi diperiksa ada thrust/jamur gak).
Nah pas dokter memintaku untuk memegang tangan Anya/memeluknya dan dokter siap-siap, anya langsung nangis kejer sampe bibirnya ungu, seperti kalau nangis disuntik. Padahal saat itu Anya belum disuntik, baru aku pegang doang (biasanya sebelum disuntik, Anya kupeluk/pegang tangannya biar ga terlalu meronta atau kaget gitu). Wow, ternyata Anya bisa mengingat kejadian dua bulan sebelumnya!

Yang kedua, beberapa hari ini aku ngeh Anya udah berkomunikasi dengan kata.  Kalau minta nenen, dia akan mengatakan ‘nye’, di sela tangisnya. Nye-nye-nye, begitu ucapnya kalau haus. That’s magic too, mengamati kemampuan berbahasa bayi.

Ketiga, bayi ternyata digerakkan oleh indra penciumannya kalau malam. Selama ini Anya kalau nenen kan lebih banyak posisi sambil tidur, apalagi kalau malam. Sejak Anya bobok malamnya udah rutin jadwalnya (jam 22-23 sampai jam 8-9 pagi) apalagi sejak berusia 3 bulan, udah ga bangun minta nenen. Kalau minta nenen biasanya cuma usreg dan tangannya njawil-njawil ibunya, tapi sambil merem. Biar merem tapi mulutnya bisa tahu kemana puting berada, begitu juga kalau bra dibuka, mulutnya langsung monyong-monyong kearah puting. Padahal merem lho, tapi kepala dan bibirnya bisa menuju tepat ke puting, cukup berbekal bau dan indra penciuman.

Kita lihat kedepan, keajaiban apalagi yang dipersembahkan oleh Anya. ^^

0

Baby Basic Needs: Security

Horeee apdet lagi, nulis lagi! Terakhir nulis bulan April, waktu masih hamil sekitar bulan ke7. Sekarang bayiku udah tiga bulan menjelang empat bulan. Walah lama banget vakumnya. Maklum, begitu menginjak trimester ketiga malah jadi males untuk cerita-cerita, lebih semangat mbangun ‘sarang’ hahaha. Dalam hati sih berjanji untuk melunasi hutang postingan karena merasa ada banyak kisah yang sepertinya lebih berguna jika dishare daripada disimpen sendiri. Seperti mengurus akte lahir (yang sampe sekarang belum jadi), kehamilan, kucing, dan toksoplasma, proses melahirkan beserta tips-tips, dan masih banyak lagi. Okelah sembari mengasuh Anya, aku janji untuk share di sini. Siapa tahu bermanfaat kalau ada bumil yang lagi browsing cari info.

Iya, namanya Anya, she’s my beautiful baby girl. Pradnya Wening Lituhayu, artinya gadis cantik, cerdas, bijaksana. Itu doa dan harapan kami untuk Anya. Bulan September nanti genap empat bulan usianya. Saat ini alhamdulillah sehat dan nenennya super! Bahagia rasanya kalau anak sehat, serius!

Nah mau cerita sekaligus curhat dikit di usia Anya yang ketiga. Jadi entah ini karakter Anya atau memang tiap bayi mengalami masa ini, sejak usia 3 bulan, Anya ga bisa ditinggal sendiri. Sebentar aja gak ngeliat aku emaknya, pasti nangis, meski itu  cuma ke lemari bajunya untuk ambil baju. Anya dalam kondisi bobok (terutama siang-petang) trus ku tinggal bentar ke kamar mandi, eeeeh baru lima menit langsung bangun dan nangis, padahal udah bobok cukup nyenyak. Tapi kalau pas bobok gitu dan aku di sebelahnya, Anya bisa bobok lebih lama. Pokoknya, Anya harus ditemeni/ga bisa sendiri, dia musti ngelihat aku dan aku harus ada di sampingnya.

Pada saat tertentu, situasi bisa lebih merepotkan, karena Anya menuntut untuk ga sekadar bisa lihat aku, tapi harus bisa merasakanku/bersentuhan. Misal nih, sempet aku sama Anya cuma berdua aja. ART lagi mudik. Supaya aku bisa makan, masak, nyapu, Anya ku taruh di baby box atau stroller. Ternyata masih tetep nangis lho, baru diem kalau digendong. Sempet yang seharian merasa sangat lelah secara mental karena situasi seperti itu. Bahkan untuk pipis pupup aja harus secepat kilat. Bisa ditega-tegain membiarkan dia nangis. Tapi setega-teganya, dengar tangis bayi lebih dari lima menit itu sangat melelahkan dan bikin stress. And I feel bad. Di ujung hari, biasanya aku jadi sangat kecapekan, merasa sendirian, pengen nangis frustasi. Bahkan ada masanya Anya untuk bisa tidur nyenyak, dia harus terus menggigit putingku atau nempel nenenku. So kebanyakan hariku kulewatkan di tempat tidur menemani Anya.

Kalau merasionalisasi diri, Anya begitu mungkin karena dia sedang tahap membangun rasa aman. Setahuku, salah satu kebutuhan dasar bayi selain makan dan dicintai adalah merasa aman. Memang akunya jadi terbatas kalau mau ngapa-ngapain. Kalau energiku sedang rendah, perasaan ini bisa terbawa ke frustasi.
Entah sampai kapan hal ini berlangsung, mungkin sampai Anya mengembangkan rasa aman dan lebih percaya diri. Kata ahli, you can’t spoil a baby. Gak ada itu istilah memanjakan untuk bayi, karena bayi memang membutuhkannya, yang digendong lah, dipeluk lah.

Sempat berpikir apakah ini termasuk separation anxiety, tapi kalau gugling, separation anxiety baru mulai ketika bayi 8 bulan dan gejalanya bukan seperti Anya.

Ya sudahlah, cuma bisa mengayemi diri sendiri untuk lebih sabar. Rewardnya nanti, agak lama mungkin, ketika dia udah gede dan tumbuh dg dasar perasaan dicintai dan secure serta pede. Untuk sekarang rewardnya berupa senyum lebar Anya yang super manis dan pipinya yang super gembul.

Btw Anya, if you read this, bukan berarti Ibu tidak mencintai kamu. Ibu hanya lelah dan itu wajar karena energi ibu tidak selamanya di puncak. Ingatlah bahwa Ibu selalu mencintaimu.