Masa MPASI selalu jadi tantangan tersendiri bagi ibu-ibu. Bagi ibu-ibu dengan nafsu kompetisi tinggi menganggap milestone ini jadi salah satu arena perlombaan yang harus dimenangkan (padahal kalau lomba lawannya siapa sih? ibu-ibu lain? sesama ibu-ibu kok malah saling melawan ๐๐). Karena itu ga heran “pertempuran” antar ibu tak berhenti sampai soal ASI vs sufor tapi juga sampai metode pemberian MPASI.
Ada banyak cabang dan aliran MPASI. Aku sendiri penganut aliran fleksibel. Aku gak anti dengan MPASI instan seperti bubur bayi instan hingga biskuit bayi. Bukan berarti aku malas memasak dan mau gampangnya aja, juga ga berarti aku buta tentang nutrisi untuk bayi. Bagus sekali kalau ada ibu-ibu yang bisa memberikan MPASI homemade-homecooking dan semua bahannya organik untuk bayinya. Tetapi tidak semua bayi sama, masing-masing ibu mempunyai situasi yang berbeda-beda, tidak sama untuk setiap ibu. Jadi buatku sendiri tidak masalah jika seorang ibu memberikan MPASI instan untuk bayinya. Tidak usah men-judge pilihan orang lain, toh kita juga belum tentu paham apa yang orang lain hadapi. Ga usah juga saling membandingkan, selain malah jadi racun alih-alih motivasi (motivasi yang sehat itu sifatnya intrinsik alias betul-betul tumbuh dari dalam diri dan kesadaran diri, bukan ekstrinsik atau dipicu oleh situasi di luar dirinya) kasihan juga si baby. Masak baby-nya mau dibuat jadi semacam pembuktian kepada dunia (alias jadi obyek).
Okeee cukup curhat, kok malah jadi curcol kepanjangan ๐๐. ย Niat mau review malah curcol. Jadi, sekitar awal April aku mendapat paket berupa produk makanan pendamping ASI dari Kalbe Farma, tepatnya divisi Kalbe Nutritional yaitu Milna. Iya, Milna ternyata produk Kalbe Farma yang selama ini lekat dengan produk obat-obatan. Paket MPASI yang kuterima berisi bubur bayi usia 6 bulan keatas rasa sop ayam bayam dan biskuit bayi usia 6 bulan ke atas rasa jeruk, original, dan beras merah. Kebetulan sekali nih, aku memang sedang struggle dengan pola makan Anya yang GTM dan picky eater. Sampai pusiiinggg masakin buat Anya. Soal bayi ga mau makan ini akan ditulis terpisah yak. Kali ini mo review soal produk Milna dan alasan mengapa aku tidak alergi MPASI Instan.
Sejak Anya dikenalkan MPASI, aku selalu memasak sendiri makanan Anya. Hingga di usia 8,5 bulan tiba-tiba Anya GTM, aku jadi pusing dan galau setiap masakin buat Anya, karena semua yang aku masak dilepeh dan ga mau. Ketika mendapat paket produk Milna, yah, boleh deh dicoba. Siapa tahu Anya mau biskuitnya.ย Dari coba-coba tersebut ternyata Anya lumayan mau/doyan terutama biskuitnya. Rasa yang paling disuka adalah biskuit bayi rasa beras merah. ย Yang rasa jeruk dan original Anya tidak begitu suka. Paling ย suka dimakan langsung, kalau dibuat seperti bubur, Anya ga mau sama sekali. Untuk ย bubur bayinya, Anya kurang suka. Dibuatin selalu dilepeh. Hingga suatu hari aku punya ide bikin bubur havermut/oatmeal dicampur bubur bayi Milna. Caranya gampang aja sih, havermut/oatmeal campur dengan bubur bayi Milna rasa apa saja dan susu (untuk Anya yang usia 10-11 bulan aku beri susu UHT dicampur di masakan nya, ย hamdalah gapapa/tidak diare). Lalu masak dengan api kecil hingga mengental. Banyak sedikitnya susu tergantung tekstur bubur yang kita inginkan, kalau mau sangat padat, susunya dikit aja. Nah setelah dibuat bubur begini, Anya lumayan mau tuh.
Setelah mencoba produk Milna tersebut, aku jadi tertarik untuk mencoba produk Milna yang lain. Ternyata untuk bubur ada banyak jenisnya. Lihat di situs Kalbe e-store, ada bubur bayi organik, bubur bayi khusus penambah berat badan, bubur bayi goodmil yang diformulasikan bagi mereka yang alergi protein susu sapi dan bubur bayi reguler yang disesuaikan dengan usianya. Gara-gara ini jadi punya ide bikin puding untuk Anya memakai produk Milna. Kebetulan di rumah masih ada biskuit bayi 6 bulan rasa original. Jadilah ke dapur ngublek bikin puding susu biskuit. Ternyata Anya suka, yaaay! Alhamdulilah banget, sarapan pakai puding susu biskuit bisa habis. Biasanya cuma satu dua suapan trus ogah. Selain itu juga sempet cobain biskuit untuk toddler dari Milna. Selama ini andalan Anya kalau sudah menolak segala jenis makanan adalah biskuit marie. Lumayan lah bisa masuk sekeping setengah keping daripada ga ada makanan yang masuk seharian. Pas tahu Milna ternyata juga memproduksi biskuit bayi untuk usia 1 tahun keatas, beralih cobain deh. Ada rasa keju dan coklat. Anya baru nyobain yang biskuit keju, dan dia lumayan suka, hamdalah. Alasannya mengapa memilih biskuit bayi, karena biskuit ini sudah diperkaya/difortifikasi vitamin dan mineral yang dibutuhkan bayi.
ย
Terus terang selama ini ada rasa khawatir apakah kebutuhan vitamin mineral Anya terpenuhi, mengingat GTMnya. Memang nenennya masih kenceng, tapi katanya selepas 6 bulan kebutuhan nutrisi bayi tidak bisa dipenuhi 100% lagi dari ASI, harus ditambah makanan. Karena itulah pilihan jatuh ke biskuit Milna yang diperkaya zat besi (yang sangat penting untuk pertumbuhan bayi dan balita), kalsium, vitamin dan mineral termasuk DHA, Kolin (sejenis asam lemak yang susunan kimiannya mirip vitamin B dan sangat penting bagi perkembangan otak dan sistem syaraf), Inulin (sejenis karbohidrat yang bermanfaat sebagai probiotik atau dietary fiber untuk menjaga kesehatan organ pencernaan) dan Inositol (sejenis asam lemak yang susunan kimia mirip vitamin B8, bermanfaat untuk perkembangan saraf dan kesehatan organ pencernaan). Ingat, level GTMnya Anya bisa dibilang ketertarikan dia terhadap makanan cukup rendah, apapun rasanya.
Disinilah alasan mengapa aku fleksibel terhadap MPASI instan. Kelebihan MPASI instan adalah produknya sudah difortifikasi dengan berbagai vitamin dan mineral terutama zat besi. FYI, kebutuhan zat besi bayi memasuki masa MPASI meningkat 26x lipat dibanding sebelumnya. Sadar diri bahwa pola makan dan diet sehari-hari belum cukup seimbang, plus ada bakat anemia dan darah rendah, makanya tidak memaksakan diri kebutuhan zat besi Anya hanya dipenuhi dari ASI. Selain itu Anya tidak menunjukkan ketertarikan terhadap makanan, sehingga susah memaksakan makanan seperti daging merah dan sayuran (yang merupakan sumber alami zat besi dan vitamin mineral) ke Anya. Daripada trauma makan karena dipaksa, emaknya mengalah lebih ke menuruti maunya Anya bagaimana, yang dia sukai apa. Mengkonsumsi produk MPASI yang sudah difortifikasi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Ilustrasinya begini, bayi 6 bulan membutuhkan zat besi 8 mg sehari, yang sebenarnya bisa didapat dari daging merah sebanyak 150 gram. Untuk dewasa, porsi segitu mah kecil. Tetapi untuk bayi apalagi untuk Anya yang menghabiskan porsi satu sendok makan adalah prestasi, porsi 150 gr terlalu banyak. Belum lagi kebutuhan akan zat gizi lain seperti sayuran dan buah. Contoh lain lagi, 30 gr tepung beras biasa mengandung 0,1 mg zat besi. Sedangkan bubur bayi yang sudah difortifikasi mengandung 2,25 mg zat besi.
ย
Alasan lain yaitu soal keamanan. Biasa, emak-emak selalu punya kekhawatiran tentang hal ini. Apalagi memperhartikan akhir-akhir ini ibu-ibu mudah sekali dijangkiti paranoid/kecemasan akan makanan yang dikonsumsi apakah mengandung zat-zat berbahaya (di level ekstrim, zat berbahaya bagi mereka adalah segala istilah kimiawi yang susah dilafalkan dan diingat, maka pasti berbahaya ๐๐). WHO dan UNICEF telah mengeluarkan panduan untuk industri makanan yang memproduksi makanan bayi, bahwa pembuatan makanan bayi tidak sama dengan makanan dewasa termasuk soal tambahan pengawet. Di Indonesia sendiri juga mengeluarkan peraturan serupa yang diatur dalam regulasi SNI 01-7111-1-2005 butir ke 5 yang tidak memperbolehkan adanya pengawet buatan dalam makanan bayi. Mengenai gula garam, DSA Anya dan kalau tidak salah WHO sendiri membolehkan tambahan gula garam dalam makanan bayi usia 9 bulan keatas. Jadi satu-satunya kekhawatiran yang tersisa adalah judgement dari pihak lain ๐๐๐
๐
. Btw biskuit untuk balita Milna yang rasa keju, enaaaak deh, emaknya suka. Diem-diem suka nyemili punya Anya nih ๐๐๐