0

Sentuhan Ajaib: Memperkuat Emotional Bonding Saat Baby Blues Menyerang #CBK4

image

Mau cerita dikit tentang baby blues, masih sedikit nyambung sama postingan kemaren. Jadi waktu anya lahir, perasaan yang muncul di aku, ibunya, masih didominasi rasa cemas daripada rasa sayang. Selama sebulan lebih belum bisa “menikmati” lucunya Anya. Apalagi kalau di rumah pas cuma berdua dan suami ngantor (selama sebulan lebih dari sejak pulang rumah sakit cuma berdua aja sama suami, ga ada pengasuh atau keluarga ikut tinggal di rumah) rasanya takut banget melukai anya dan ga bisa jadi ibu yang baik.
Selain itu belum merasakan kedekatan emosional dengan Anya walau sejak hari pertama udah nenenin dan IMD cukup lama abis operasi (pas lahir, saya dioperasi 2x, cesar dan operasi pengambilan kista). Masih ada perasaan berjarak sama Anya, rasanya tugasku adalah sebagai penyedia ASI dan memandikan serta memastikan Anya gapapa. Belum muncul rasa yang gimanaaa gitu, perasaan seorang ibu alias motherhood (susah dideskripsikan). Yang terasa banget mendominasi adalah cemas dan takut. Ngajak Anya berkomunikasi jadinya cuma karena merasa itu sebagai kewajiban aja, bukan sesuatu yang genuine.

Nah ternyata nih, saat-saat paling intens aku berkomunikasi dengan Anya justru pada saat memandikan anya dan sebelum tidur. Secara aku merasa bukan tipe cerewet dan ga pinter omong, jadi sejak hamil agak kesulitan mengajak Anya ngobrol. Lebih seneng diem, baca atau asyik sendiri. Malah lebih gampang ngajak ngobrol kucing daripada anak yang di perut. Tapi teringat artikel Babycenter yang pernah dibaca, maka mengusahakan diri untuk sebisa mungkin ngajak ngobrol Anya.
Lucunya aku justru paling bisa ngakak ngobrol Anya pada saat mandi dan menjelang tidur.

Jadi sambil mandiin Anya, aku ngobrol apa aja dan ditambah nyanyi lagu nursery rhimes dan lagu anak-anak (sampe ngapalin khusus liriknya). Sambil menyeka tubuhnya, menyabuni, membilas dan mengeringkan dengan handuk, aku ngomoooong terus. Pernah direkam video oleh suami, komentarnya adalah, “mBokmu cerewet tenan yo nduk, ” hehehehe. 😁😁😁
Selesai mengeringkan dengan handuk bukan berarti sudah selesai. Ritual masih berlanjut dengan memijatnya dengan lotion khusus bayi. Ritual ini benar-benar bermanfaat mencegah Anya kembung dan rewel. Kami melakukan ritual ini sejak Anya masih bayi merah hingga sekarang 18 bulan.
Pijat bayi ga sesulit yang dikira kok. Tinggal kemauan aja. Belajar pijat bayi bisa dari bidan dan kursus prenatal di RS (kalau aku ikutan senam hamil di RS Hermina Arcamanik selalu ada kelas prenatal sebelum senam) dan dari youtube. Manfaat bisa pijat bayi banyak banget! Bayi selain jadi lebih rileks, jarang kembung, juga membuat tidurnya lebih nyenyak. Manfaat lain yaitu memperkuat bonding ortunya dengan bayinya. Jadi sangat disarankan ga cuma emaknya yang pijat memijat, ayahnya juga kudu bisa melakukan ritual pijat.

image

image

Kalau dari pengalaman pribadi, saat dipijat itu adalah saat yang sangat mendekatkan kami. Bagaimana tidak, Anya sangat menikmati sentuhan kami dan merasa dicintai. Sambil dipijat, menatap Anya dan ngajak ngobrol. Anya kalau dipijat ayahnya, bisa sampai cekakakan ketawanya, sementara kalau sama ibu “cuma” senyam senyum syahdu. Kadang bikin iri, kok sepertinya Anya cuma ketawa ngakak kalau sama ayahnya sih, hih.

Oya untuk pijat bayi ga ada peralatan khusus. Kalau habis mandi, Anya pakai lotion baby Cussons dengan rangkaian keharuman yang sama dengan sabunnya. Dengan lotion, kulit anya jadi lembab dan halus. Oh ya, bayi juga perlu perawatan kulit untuk menjaga kelembapannya lho. Soalnya kulit bayi ternyata bisa kering juga kalau ga dirawat.
Kalau pijat sebelum tidur biasanya kami lakukan setelah ganti popok. Biasanya pakai baby oil Cussons biar enak kalau dipijet trus baru dikasi minyak telon. Biasanya Anya jadi lebih rileks walau ga dijamin langsung bobok sih. Tapi biasanya Anya udah tahu, kalau diganti popok trus dilanjut pijat, berarti sudah waktunya bobok.

image

Eh trus gimana soal baby blues tadi? Ternyata mak, baby blues adalah perasan yang wajar dialami ibu sehabis melahirkan. Banyak yang merasakannya, jadi ga usah merasa sendirian, apalagi merasa bersalah dan melabeli diri yang enggak-enggak. Cara untuk mengurangi baby blues agar tidak berkelanjutan menjadi post partum depression (depresi pasca melahirkan) adalah terbuka terhadap perasaan tersebut, tidak menyangkalnya. Lalu bicarakan dengan suami, minta suami untuk mensupport. Perkuat emotional bonding dengan memperbanyak sentuhan kepada bayi baik lewat pelukan, gendong, dekap dan pijat. Dorong suami untuk ikut terlibat pengasuhan anak, dengan memujinya karena sukses mengganti popok, memandikan dan memberikan pijatan. Sentuhan adalah wujud cinta dan kasih sayang yang bisa dirasakan anak, sehingga anak bisa merasakan benar rasanya tumbuh dengan cinta. Perasaan dicintai itu penting banget sebagai dasar tumbuh kembang anak lho, mak.

image

Nah, kebetulan ternyata Cussons sedang ada event Cussons Bintang Kecil 4. Hadiahnya total 1 Milyar bok!! Wooohh ngiler ga seeehhh!!? Bisa buat tabungan sekolah anak lho (mata langsung ijo). Cussons Bintang Kecil ini adalah lomba foto dan video yang diselenggarakan oleh brand Cusssons. Caranya gampang banget, orang tua tinggal bikin foto dan video buah hati, sertakan 2 produk Cussons di foto/video tersebut trus upload deh. Foto dan videonya harus menggambarkan tema “Tumbuh dengan Cinta”. Nah kira-kira foto/video kek apa ya yang menggambarkan tema tersebut. Kalau fotonya Anya di atas sudah pas gak dengan temanya? 😁

Info lengkap mengenai lomba Cinta Bintang Kecil 4 Cussons Baby bisa diklik di sini atau dibaca pada channel social media berikut
– FB:  https://www.facebook.com/CussonsMumMe.Id/
– TW: https://twitter.com/cussonsmumme_id
– Web : http://cbk.cussonsbaby.co.id/

image

Btw baru tahu kalau Cussons sekarang  ganti baju ya, berupa desain kemasan baru dan logo baru yang lebih fresh. Jadi kalau mo menyertakan produk Cussons di foto/video, cek betul produknya masih kemasan lama atau kemasan baru. DEMI SATU MILYAR, MAAAAAK!

image

4

5 Oktober 2013

Yay, yay, yay! Banyak kejadian dalam dua hari terakhir sejak terakhir nulis.

Akhirnya hari ini ke rumah sakit untuk check kandungan. Sekitar jam 9, kami ke RS Al Islam untuk konsultasi dengan dr. Rustama, SPOG. Dokternya udah sepuh, pas ketemu mengingatkan dengan bapak. Aku di-USG lagi untuk kesekian kali, dan katanya kantung rahim sudah kelihatan. Soal kista, katanya memang ada, tapi USG yang ada di ruang praktek kurang memadai untuk mengetahui apakah benar itu kista apa bukan. Aku tanya, kalau kista beneran gimana. Katanya, kalau kista fungsional sih nantinya akan hilang. Wah aku jadi agak lega dan berharap semoga beneran itu kista fungsional. Biar lebih jelas, aku disuruh USG ke Radiologi. Tapi si Mas ngajak ke RS Hermina Arcamanik aja. Apa pasal? Karena si Mas ga nyaman dengan situasi konsultasi yang sekalinya pasien masuk langsung 2 orang. Kalau mau nanya-nanya yang pribadi gimana, kan malu, begitu alasannya. Belum soal kerahasiaan dokter dan pasien.

Walhasil, tanpa mengindahkan kata dokter, kami ke RS Hermina Arcamanik. Oh, sebelumnya sempat bingung ding. Soalnya dapet rekomendasi Galuh untuk cek di RS Emma atau RS Sentosa. Setelah lihat jadwal praktik dan mempertimbangkan jadwal kami hari itu, kami memutuskan ke Hermina aja. Di Hermina sempet ditanya bagian pendaftaran pilih mana, karena ada 2 dokter yang praktek. Aku acak pilih dr Ira Febri Yani SpOG. Ternyata dokternya masih mudaaaa dan cantiiiik. Udah gitu informatif, doi mau menjelaskan hasil pemeriksaan. Jadi, hasil periksa hari ini adalah, positif kantung rahim terlihat. Usianya sekitar 5-6 minggu. Waaaa pantesan pas diUSG 26 September itu ga keliatan, lha kemungkinan baru 2-3 minggu umurnya.

Trus hasil selanjutnya yang cukup bikin kami tegang adalah, iya, ada kista seukuran +/- 5 cm dan 3,5 cm di sisi kanan rahim, kemungkinan kista endometriosis. Juga ada myom berukuran sekitar 1,5 cm. Untuk kista tunggu perkembangannya 4 bulan kedepan. Semoga mengempis sendiri, karena yang dikhawatirkan jika membesar dan menekan kandungan, bisa menimbulkan rasa sakit. Apalagi jika kista tersebut memuntir, bisa membahayakan si ibu dan janin lahir prematur. Kalau diambil tindakan operasi selama pas masih hamil, dikhawatirkan berakibat buruk untuk kandungan. Idealnya operasi dilakukan setelah bayi lahir. Untuk myom, karena masih kecil, tidak apa-apa.

Huffft, okeeee, antara lega tapi juga kuatir. Aku tadi sempet nanya, bagaimana kalau ambil pengobatan alternatif untuk kistanya (soalnya punya temen yang kena myom, dia ambil pengobatan sinshe di Kuala Lumpur, ga pake operasi, mengecil dan hilang sendiri). Selain itu juga kaget, kok ada myom juga. Sekeluarnya dari ruang praktek, aku bertanya-tanya dalam hati, sedih. Aku sudah menjalani hidup sehat, kok  bisa ada kista dan myom. Pertanyaan sama seperti waktu aku didiagnosis tumor jinak di payudara. Pas di-USG 2 tahun lalu juga ga ada kista apalagi myom, dokter di Panti Rapih juga bilang rahimku normal-normal aja.

Ketika aku mengabarkan soal kehamilan dan hasil periksa RS, kecemasanku tertutupi oleh ucapan selamat teman-teman. Kegembiraan mulai menyelimuti kami. Si Mas sampai malam ini sering banget menggoda dan menciumku, wujud rasa bahagia. Aduuhh semoga ucapan teman-teman sekaligus sebagai doa, bahwa kehamilan berjalan lancar dan sehat, amiiin.

Oia, perkembangan kehamilan dalam dua hari ini cukup menakjubkan. Aku kagum dan terkesima dengan perubahan tubuhku. Masak to, dalam semalam, payudara yang membesar cukup signifikan, wkwkwk. Si Mas sendiri juga memperhatikan perubahan ini. Selain itu, nafsu makan bener-bener drop drastis. Aku juga bingung, sepertinya belum morning sick sih. Tiap bangun sekarang rasanya kembung-perut rasanya penuh- bukan mual-mual pengen muntah. Kembung yang sampai males sarapan sama sekali. Tahu-tahu jam 9an lemessss banget, lemes kelaparan. Sekarang tiap hari bingung, makan siang dan malam sama apa, secara ga doyan apa-apa. Makanan yang bisa menimbulkan selera cuma terbatas, misal indomie (!!!!) dan es jeruk tanpa gula. Kalau kecut/asem, udah sejak lama aku suka banget ama citrasa kecut dan selalu order minuman tanpa gula.

Seperti malam ini. Dari siang ga pengen makan sama sekali, mual bayangin segala makanan. Yang kebayang cuma mie ayam jakarta dengan kuah kaldunya yang bening dan sawinya yang segar. Jadilah malam tadi aku merengek cuma mau mie ayam, lainnya ga iso kolu 😆

Kalau situasi tersebut disebut ngidam, itu bukan psikologis lho. Lha gimana, nyium bau nasi ayam hainan, soto betawi, pepper lunch, nasi liwet, ayam betutu, dll rasanya huek muaaaalll. Blas ga doyan. Malah dari sejak pagi rasanya pengin nguntal UC1000 seliter, karena terobsesi rasa segarnya. Untung di Hermina mau makan arem-arem oncom 3 biji.

Mual juga dialami malam-malam. Seperti kemarin pas nggoreng terong, rasanya ga kuat ama baunya sampai keluar keringat dingin. Tadi pas nonton bioskop juga, perut rasanya ga enak. Untung beberapa waktu kemudian mereda so bisa konsen nonton lagi.

Okay, tanggal 26 Oktober balik periksa lagi sama dokter Ira ya. FYI, biaya periksa di Hermina bisa 3-4 kalinya RS Al Islam :mrgreen: Tadi juga dikasih vitamin Vitamam I untuk memperkuat kandungan. Mohon doanya supaya aku dan adek bayi selalu sehat yaaaaa :menjura:

0

26 September 2013

Pagi ini jam 5.30 terbangun tanpa alarm HP, kondisi yang agak jarang, secara aku bangsawan-bangsane tangi awan. Tapi dari semalam gelisah ga sabar menanti pagi membuatku pagi ini bangun mengalahkan alarm. Dengan perasaan gelisah campur cemas dan deg-degan, segera ke kamar mandi untuk pipis. Sambil membawa tespek. Harap-harap cemas menanti satu menit berlalu ketika tespek dicelupkan. Pelan, garis control terlihat. Merah. Aaaww makin deg-degaaaaan >__< Pelan-pelan semburat pink garis satunya terlihat. OMG! Langsung keatas dengan kaki agak lemas karena gembira campur ga percaya, bangunin si Mas yang masih merem.

“Mas…”

Si Mas melek seketika (dia orangnya gampang terbangun), “Apa Dik?” dengan raut wajah agak bingung dan cemas. Mungkin nyawanya belum ngumpul, hihihi.

“Mas…keknya aku hamil deh.”

Si Mas langsung meluk aku dan mengucap hamdalah. Kami berdua sangat excited pagi itu.

Sebenarnya sudah beberapa hari merasa ‘gejala’ hamil, seperti mudah lelah. Pertama ga kepikiran soal hamil, sampai beberapa temen cewek mention aku di twitter, jangan-jangan aku hamil. Kemudian support grup emak-emak di whatsap juga mendorongku untuk beli tespek, untuk jaga-jaga. Aku antara jadi ada harapan, tapi juga penyangkalan, takut kecewa. Karena gejalanya sama persis dengan gejala PMS biasa. Sampai kemudian tanggal 25 September aku beli tespek sebiji. Rasanya pengen aku coba hari itu juga, tapi aku tahan-tahan paginya biar lebih akurat. Dan pagi ini tespek tersebut membawakan kabar gembira untuk kami berdua.

Pas beli tespek itu juga lucu. Karena ga ada pengalaman, pas ditanya mau beli yang model compact atau biasa, aku balik bingung bedanya apa. Ternyata kalau yang compact lebih praktis, karena tidak perlu menampung urine, walau harganya agak lebih mahal. Aku beli merk Sensitif, secara taunya merk itu. Wah Sensitif masuk top mind untuk brand tespek nih 😆

Aku juga beli tespek penguji masa subur, aku beli sebiji. Pikirku, kalau hasil Sensitif negatif, tinggal pake tespek penguji masa subur, karena memang merencanakan kehamilan. Tespek penguji masa subur ternyata juga macam-macam merk-nya, aku sendiri beli merk Fertitest. Tau gak, ternyata merk-merk tersebut bikinan luar negeri lho, US ama UK. Kita ngimpor aja.

Pagi itu, si Mas berniat nelat masuk kantor untuk menemaniku ke dokter. Kami pengen periksa di klinik deket rumah aja, RS Ibu dan Anak Humana Prima. Pas masuk, sebenarnya lebih mirip klinik sih, karena gak besar-besar amat. Alhamdulillah, tanpa janjian, pagi itu ada dokter yang praktek pas kami datang. Dokternya cowok, dan si Mas ga masalah. Di kamar praktek, aku segera berbaring dan perut dioles gel bening untuk di-USG. Dokter mengamati layar USG dengan seksama dan tanya-tanya sedikit, “perut sini sakit ga? Kalo ini, sakit ga?” yang kujawab dengan gelengan.

Lalu keluarlah diagnosa itu, diagnosa yang bikin kami stress! Dokter bilang kalau kantong rahim belum keliatan, tapi ada kantong di luar rahim. Kemungkinan kalau enggak kista, hamil anggur, atau hamil di luar kandungan. Walau rahim menunjukkan penebalan, kemungkinan itu persiapan kehamilan, tapi kantong di luar rahim ini harus segera dicek dan Humana Prima engga punya peralatan USG vaginal untuk pemeriksaan lebih teliti. Lalu kami dirujuk ke RS Hermina Arcamanik.

Kami berdua lemas dan diam sepanjang perjalanan. Aku sendiri rasanya pengen nangis. Emak-emak itu menyemangatiku untuk terus berpikir positif dan sharing mereka dulu gimana pas pemeriksaan awal kehamilan setelah cobain tespek. Memang ada yang pas diperiksa USG biasa, kantong rahimnya ga keliatan. Tapi soal kantong di luar rahim ini yang bikin cemas. Hingga akhirnya aku pasrah, yah misal situasi terburuk yang harus dihadapi, paling enggak ditemukan di saat sedini mungkin.

Di RS Hermina Arcamanik, kami dapatnya dokter obgyn yang sudah Profesor. Prof DR Dinan siapa gitu, lupa. Pas diperiksa, aku juga ditanya hal serupa, sakit engga perutnya, dan emang gak sakit. Pas menstruasi juga sakitnya biasa aja, sakit kram seperti pada normalnya, bukan yang sakit bikin guling-guling nangis dan pingsan. Soal kista, dua tahun lalu sempet cek di Panti Rapih diUSG perut, normal, ga ada kista sama sekali.

Setelah diUSG, dokter tersebut bilang kalau aku tenang aja. Gak ada hamil anggur dan hamil di luar kandungan, asumsi tersebut terlalu dini dan aku ga menunjukkan gejalanya. Soal kista, ditunggu aja sebulan kedepan untuk diperiksa lagi.

“Lalu soal hamilnya gimana, dok?”

“Ya kalau tespeknya positif, artinya kehamilan Ibu itu baru jalan 25%. Soalnya kan bisa aja di tengah jalan keguguran.”

“Enggggg….ga diUSG vaginal dok?”

“Ga usah.”

“Tapi kami ingin tahu usia kehamilan.”

“Datang aja lagi bulan depan, dicek.”

Okeeeee….satu sisi kami lega karena bukan hamil anggur dan hamil diluar kandungan. Tapi di satu sisi, aku jadi ragu, aku ini hamil engga sih kok 25%? Okeeeee bisa paham kalau omongan dokter tadi berbau statistik banget, dan ya ada benernya. Tapi kuping awamku susah mencernanya. Tespek bergaris dua, positif. Jadi sebenarnya hamil engga sih? Mana kantong rahim juga belum terlihat. Jadi gimanaaaaa? Aaaaaaaaakkkk >_____<

Sampai rumah, si Mas menenangkanku dan menyemangatiku. Emak-emak di support grup juga membesarkan hatiku. Well, ya sudahlah. Paling engga bukan hamil anggur/hamil di luar kandungan. Sekarang tinggal jaga kesehatan dan tunggu bulan depan! Duuuhh, kok lama bangeettt -_____- Enggak sabaaaar!