7

Hal-hal Yang Orang-orang Ga Kasih Tahu ke Ibu Habis Melahirkan

image

Berbeda dengan nikah/kawin yang ada musimnya, kalau hamil kayaknya ga kenal musim ya. Maksudnya di tradisi Jawa, ada bulan yang pantang/ga pantes menyelenggarakan pernikahan, misal bulan Puasa dan Tahun Baru Jawa/Suro. Puncaknya menjelang Lebaran Haji, undangan yang diterima untuk satu hari mungkin bisa sampe 4-5 biji. Kali 100 untuk ngasih amplopan, dalam sebulan bisa abis lebih dari setengah juta hehehe. Lha kok malah ngomongin kawinan, kan mau bahas soal kehamilan dan kelahiran.

Jadi soal kehamilan, kayaknya tiap bulan selalu mendengar kabar bahagia ada teman hamil. Bahkan kadang bisa beberapa teman hamil hampir berbarengan, cuma selisih beberapa minggu/bulan. Mungkin karena itu ada idiom ‘hamil itu nular’.

Beberapa minggu  lalu, tetangga sebelah juga abis lahiran. Mendadak gitu, orang sebelumnya mereka abis kumpul keluarga dan baru masuk minggu 37. Alhamdulillah ibu dan bayinya sehat. Nah kemaren denger obrolan ponakan, katanya di tetangga sebelah ada penghuni lain yg juga sedang hamil. Keliatan dari perutnya yang besar. Lalu ketika ngeliat sendiri, malah pada heran, “lho itu tetehnya yang abis nglairin kok, emang hamil lagi? Kok perutnya gede gitu.”

Oh lala, ternyata weceu-weceu lugu ini gak tahu. Sehabis lahiran, perut ga langsung kempes-pes. Gloyor dan kondisi masih kek hamil 3 bulan gitu. Kondisi ini mengingatkan ketika aku hamil dan melahirkan dulu. Mungkin karena aku hamil dan melahirkan jauh dari keluarga, walau ada whatsapp grup emak-emak tapi keknya juarang/ga pernah bahas perubahan tubuh pasca melahirkan. Jadi dulu pas abis nglairin Anya, aku sempet sedih dan ga pede kalo liat perut. Kondisi perut nggilani, koyor-koyor, menggelambir dan persis seperti masih hamil 3-5 bulan. Mana ga bisa pake stagen/korset karena bekas operasi caesar sempet kebuka dan meradang.

Jadi begini, ada beberapa hal yang mungkin jarang/tidak pernah disampaikan orang-orang ke ibu  baru. Rata-rata mereka sibuk menasihati segala pernak-pernik bayi, nanti bayinya begini begitu dsb. Ketika si ibu baru ini menjumpai kondisinya kok tidak seperti dibayangkan (atau malah ga pernah kepikiran/kebayang sama sekali) bikin kagok, minder, cemas, bingung dsb.

Jadi beberapa perubahan yang terjadi pada seorang ibu yang abis melahirkan tapi jarang diinformasikan adalah sebagai berikut:
1. Perut abis nglairin ga langsung kempes. Kondisinya “ga cantik” dan mirip seperti masih hamil. Untuk kembali menyusut tergantung usia (usia 20an awal lebih cepet menyusut daripada yg hamil pertama umur 30an), gaya hidup sebelum hamil (rajin olahraga ga) dan pola makan setelah melahirkan.
2. Adalah wajar setelah melahirkan, seorang ibu ga merasakan kegembiraan tp didominasi rasa cemas atau datar. Banyak ibu-ibu yang menyangkal kondisi ini padahal mengalaminya, karena takut penghakiman masyarakat. Dibilang ga keibuan lah, bukan ibu yang baik dsb. (Kekuatiran) Label kek gitu malah makin memperburuk perasaan tersebut lho. Nama kondisi ini adalah baby blues. Kondisi ini wajar banget, ga usah merasa aneh dan merasa buruk. Kalau ga didukung oleh sekitar dan dipendam sendiri, apalagi disangkal, bisa berlanjut ke depresi post partum yang lebih parah dan berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi.
3. Bentuk payudara  berubah. Mau gimana rayuan para aktivis ASI yang mati-matian bilang bahwa menyusui ga mengubah bentuk payudara, faktanya bentuk payudara berubah. Apalagi pas awal-awal menyusui hingga selesai ASI eksklusif. Perubahan ini terlihat sejak kehamilan memasuki trimester ketiga. Seperti aerola membesar dan berwarna lebih gelap. Selesai menyusui juga payudara menjadi agak kendor. Tapi kata temen yang anaknya udah gede, nanti payudara akan  kembali “membaik”. Kalau aku mah sabodo teuing, ga cemas atau minder. Mungkin karena aktivitas menyusui telah mengubah persepsiku tentang payudara. Jika dulu payudara adalah sebagai objek seksual, sekarang ngeliatnya adalah sebagai sumber kehidupan. Beneran lho. Liat bokep dan porn kok rasanya “hambar” dan melihat berbagai bentuk tetek diumbar yang keinget adalah anak. It’s mother milk! Sumber makanan utama.
4. Kehidupan seks berubah. Yang jelas jadi kudu cari-curi curi-cari waktu. Apalagi kalau ga ada baby sitter dan anak tidur bareng. Para bapak dimohon pengertiannya.
5. Identitas pribadi berubah. Maksudnya bukan identitas macem ktp. Tapi pribadi. Kadang pribadi itu menghilang perlahan ditelan urusan perbayikan dan parenting thing. Ada yang bisa menerima tanpa masalah, ada yang kaget/shock dan suka rindu “the old me”. Its okay, itu bukan berarti ga bersyukur. Yang penting adalah mengakui perasan itu ada, tidak menyangkal/pura-pura ga ada. Langkah selanjutnya adalah penerimaan bahwa kita emang masuk fase baru yang sangat berbeda.
6. Menyusui itu ga gampang! Sekhatam apapun kamu melahap teori menyusui, tetapi ketika waktu itu tiba, ternyata tetep bikin panik, sakit, bingung. Menyusui ternyata ga segampang yang dilihat, dan digembar-gemborkan aktivis ASI. Mengherankan juga sih, mengapa aktivitas “purba” bisa sedemikian rumit bagi manusia saat ini. Dulu pas belum ada konselor ASI dan segala printilan pembantu ASI, gimana ya proses menyusui seorang ibu. Apakah hewan mamalia juga ada yang mengalami kesulitan menyusui? Selain itu ibu yang baru awal-awal menyusui akan banjir keringat, lepek, kuyu, bau (ASI) waaahhh pokoknya enggak banget lah. Jadi jangan heran ada sebagian ibu yang lebih suka tidak menerima tamu di awal-awal pasca lahiran. Selain karena butuh istirahat juga ga pede dengan kondisinya yang kucel berat harus menerima tamu.
7. Masa nifas bisa bervariasi lamanya. Ada yang seminggu pasca melahirkan udah berhenti, ada yang lebih dari 40 hari.
8. Jahitan operasi cesar bisa terbuka lagi. Ini pengalaman pribadi sih. Jadi beberapa minggu pasca melahirkan, tiba-tiba badan diserang demam hebat. Seumur-umur baru kali itu merasakan badan menggigil karena demam. Diselimuti setebal apa masih menggigil. Ternyata jahitan cesar terbuka dan meradang, sampai bernanah. Pantesan demam hebat, infeksi. Entah juga mengapa sampai bisa terbuka, bisa jadi karena aktivitas (karena ga ada baby sitter, ga ada ART, semua dihandle cuma berdua sama suami termasuk masak dsb). Sekali lagi ini pengalaman pribadi, karena banyak juga teman-teman yang cesar dan baik-baik aja. Yang jelas bervariasi rasa sakit yang dirasakan. Ada yg seminggu setelahnya udah bisa jalan-jalan enak, ada yang harus bedrest total, ada yang ga bisa dipake jongkok, dsb.
9. Setelah jadi orang tua lebih membutuhkan honeymoon daripada pengantin baru and that’s so true. Ironisnya banyak pasangan orang tua yang justru ga sempet dan ga bisa honeymoon, entah karena kesibukan, susah ninggal anak, budget dsb. Padahal setelah ada anak akan lebih banyak konflik yang terjadi dan lebih dalam dampaknya dibanding pas waktu berdua aja. Lebih banyak perdebatan, tengkar mulut atau kekesalan dan sakit hati plus kesedihan yang dipendam (terutama tipe yang memendam perasaan), karena cape fisik, cape otak, cape psikis. Apalagi kalau suami ga mau terlibat merawat anak dan bantuin urusan domestik, tipikal feodal gitu.

Hmmm apalagi ya? Ada yang mau nambahin ga? Welcome lho 😁😁😁

Hmmm apalagi ya…

1

Proses Kelahiran Anya 2: Glory Of Love and I Wanna Take Forever Tonight

Bagian ini sambungan dari bagian pertama. Sengaja disambung karena pas nulis udah ngantuk banget dan ternyata tulisannya jadi panjang 😁😁😁

Jadi mari kembali ke ruang observasi. Sambil menunggu kabar dari dokter Ira, aku dan suami masih bisa becanda ketawa-ketiwi. Trus suami dipanggil suster dan ngobrol serius. Kemudian suami balik ke ruang observasi dan menyampaikan apa kata suster, bahwa ternyata dokter Ira menyarankan untuk cesar. Alasannya karena bayi sepertinya kurang oksigen, hal ini tampak dari detak jantung yang kurang dari diharapkan meskipun sudah dipacu makan, oksigen dan sebagainya. Dokter Ira khawatir dengan kondisi bayi jika harus menunggu bukaan, karena sampai jam 8 aku masih bukaan 3, bisa jadi masih lama, mungkin bisa seharian. Aku rasanya langsung makpleeesss lemes. Cesar? Yang kepikir pertama adalah soal biaya, hahaha. Tapi ya udah lah. Keselamatan bayi je, gimana lagi. Rasanya terlalu gimana gitu kalau aku bersikeras normal. Akhirnya aku setuju untuk cesar. Suster langsung menyiapkan ruang operasi. Aku langsung ganti memakai kostum jubah operasi. Sambil didorong menuju ruang operasi, aku masih bisa foto-foto cengar-cengir. Nah sampai sini drama dimulai.

Drama tersebut bermula dari keinginan suami yang ingin mendampingi aku cesar. Ternyata hal tersebut tidak diperbolehkan oleh Hermina Arcamanik dengan alasan gak jelas, pokoknya aturannya gitu, titik. Suami naik pitam ditambah dia dapat informasi kalau di Limijati dan Carolus Jakarta, suami bisa mendampingi istrinya di-cesar. Selain itu kami sering nonton tayangan One Born Every Minute, ga masalah suami mendampingi istri di-cesar. Cesar adalah operasi “ringan”, pasien dibius setengah. Suami waktu itu ngotot kalau dia tidak takut darah dan soal steril dia bersedia menjalani prosedur steril. Hingga para suster kewalahan menghadapi suami lalu dokter Ira sendiri yang menghadapi suami dan minta maaf bahwa prosedur Hermina begitu jadi tidak bisa dilanggar. Suami akhirnya ngalah dan nyerah nunggu di luar. Aku di ruang operasi sebenarnya agak gentar, baru kali ini menghadapi operasi dalam keadaan sadar dan harus sendirian. Aku takut jarum je, lha ini dioperasi, waduhhhh. Tapi ya udah lah, pasrah. Trus keinget artikel yang pernah aku baca, soal gentle birth tapi untuk metode cesar. Aku fokus gimana membuat aku enjoy di situasi tersebut. Sementara dokter dan suster menyiapkan peralatan, sambil berbaring aku bertanya, “Dok, boleh gak saya dengerin lagu dari hape saya?” Niatnya selama di-cesar, aku sambil dengerin lagu aja. Ternyata mereka menyambut positif permintaanku dan mereka bilang akan memutarkan lagu dari sistem audio yang ada di OR. Malah aku boleh milih mo diputerin lagu apa. Lha kok yang ditawarkan lagunya Chicago dan Peter Cetera, wah sooo 90ies. Enak banget kan lagu-lagu mereka? Cocok banget dah, akur, bisa enjoy.
Oya, suami meminta proses persalinan divideo dengan hape suami dan minta salah satu suster yang memvideo. Permintaan tersebut disanggupi. Selain itu kami menekankan untuk IMD dan waktunya tidak dibatasi (denger-denger Hermina sering membatasi waktu IMD jadi cuma sebentar).

Setelah disuntik bius di pinggang (di tulang belakang), daerah dada ke bawah mulai mati rasa. Aku menengok jam dinding, menunjukkan pukul 9. Aku mulai teler tapi masih sadar. Rasanya seperti tipsy, ngantuk-ngantuk gimana tapi masih sadar. Aku inget pas kain mulai menutupi pandanganku dan operasi berjalan, aku ikut bersenandung 2 lagunya Chicago yang Glory of Love dan Peter Cetera duet sama siapa tuh, I Wanna Take Forever Tonight. Trus tau-tau terdengar cengeran suara bayi. Nah sebenarnya memoriku di situ kabur, setengah sadar. Keinget sedikit gara-gara nonton video, aku tanya ke dokter, “Lho udah keluar? Kalung usus gak dok?” Sebenarnya aku ngomongnya udah seperti orang mabuk πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ Beberapa saat masih dengar Anya oak-oek sedang dihandle dokter sementara aku masih terbaring di meja operasi dan aku mengeluh, kok di perut rasanya panas seperti terbakar. Abis berkata itu aku langsung pingsan.
Ternyata waktu itu dosis biusku ditambah jadi bius total, karena aku sekalian dioperasi diambil kista yang menempel di rahim. Pantesan aku bangun-bangun teler berat dan udah jam 12.40 di ruang observasi. Jadi proses cesar tuh cepet banget, masuk OR jam 9 sambil menunggu persiapan, jam 9.35 Anya udah keluar dari perut. Operasi kistanya 2 jam sendiri. Sementara emaknya diodol-odol perutnya, Anya ditemani ayahnya yang cuma bisa melihat dari luar kotak bening. Sesekali Anya menangis trus diam.
Yang lucu, suamiku dipanggil masuk malah pas aku diambil kistanya, dikasih liat kistaku kayak apa, suamiku diliatin rahimku diodol-odol dibolak-balik. Rada gory/disturbing ga sih, apalagi kalau gugling images operasi. Suami sih santai, jadi dia bener-bener udah liat aku luar dalam, sedalam-dalamnya anatomiku πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ Lha kalau gitu kok gak pas Anya lahir dipanggil, wah jan sakjane lucu kalau dipikir-pikir.

Jam 12an itu Galuh dan Dewi sempet masuk ke ruang observasi untuk menjenguk. Aku masih teramat sangat teler. Ngomongku kayak orang mabuk berat. Aku lupa, mereka masuk pas IMD atau sesudah IMD. Iya, Anya sempet IMD dengan kondisi emaknya kayak gini, hahahaha duh maafkan emakmu ya nduk. Jadi momen IMD ga ada syahdu-syahdunya blas, aku teler pengaruh obat bius dan malah IMD sambil muntah-muntah. Lha biasanya orang operasi tu disuruh puasa 12 jam, ini operasi jam 9 dan jam 7nya masih disuruh sarapan. Keluar semua tu nasi goreng huahahahaha.
Aku lupa Anya IMD berapa lama. Kepalanya mungil sekali dibandingkan payudaraku. Aku berkali-kali bilang maafkan ibu trus hoeeekk muntah πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚ Kata suami, Anya akhirnya tertidur di payudaraku dan baru kemudian diambil suster.

Akhirnya setelah telerku hilang, aku didorong ke kamar. Aku stay di RS sekitar 4 hari 3 malam. Malam pertama udah pipis tapi lewat katete, masih harus bedrest seharian. Rasanya pipis lewat kateter itu enggak banget deh, astagfirullah, ngilu kalo keinget. Besoknya kateter udah bisa dilepas, duh rasanya aduhai huhuhuhuuuuu. Hari ke2 udah bisa turun dari bed, bisa jalan tapi tertatih banget. Anya sendiri udah room in sama aku sejak malam pertama. Soal belajar menyusui akan aku tulis tersendiri karena drama menyusui itu aduhai banget, menguras air mata deh.
Sampai keluar dari RS, jalanku masih tertatih banget. Sempet mengalami nyeri tak tertahankan gara-gara salah pakai korset. Pasca cesar gapapa pakai korset tapi harus korset panjang hingga paha, jangan diatas jahitan. Nah korsetku tuh korset pendek diatas jahitan. Padahal cuma dipakai kurang dari 3 jam, tapi aduhai efeknya sampai berhari-hari. Nyerinya seperti disayat-sayat silat dari dalam dan perlahan.

BERSAMBUNG

1

Proses Kelahiran Anya: Time in a Bottle

Hari Senin 1 Juni 2015, tepat setahun usia My Baby, marshmallow-nya ibu, Anya. Artinya, tepat setahun utang postingan kisah proses kelahiran Anya 😁😁

Ga terasa, si bayi lucu kesayangan ibu udah berusia setahun. Sepertinya baru kemarin merasakan jadi mombie-mommy zombie akibat begadangan ngurus bayi newborn. Kayaknya baru kemaren Anya 2 bulan dan diletakkan di bouncer. Kayaknya baru kemaren Anya MPASI pertamanya. Saat-saat seperti ini, semua kenangan momen-momen Anya muncul bagaikan film sedang bertutur flash back. Mulai dari pas lahir, pas pulang ke rumah belum bersama Anya karena doi kudu terapi sinar, saat-saat menidurkan dan Anya masih “jetlag”, ketika doi masih kurus lalu mulai menggembil, pas masih kecil mungil dalam gendongan hingga sekarang kalau digendong udah lonjak-lonjak, dan masih banyak lagi.
Dulu pas dua bulan pertama, waktu rasanya lambat banget berlalu. Pengen banget Anya cepet gede, karena pengen bisa tidur/istirahat setelah merasakan post-partum jetlag, baby blues, kurang tidur, nyeri, cemas, capek dan sebagainya (padahal sampai sekarang juga tidurnya masih keintervensi😁😁). Begitu si bayi udah enak digendong, apalagi begitu masuk masa MPASI, wah waktu cepat sekali berjalan tahu-tahu udah setahun aja anaknya.

Marshmallow-nya ibu, kesayangannya ibu, lahir di minggu 39. Sempat di-php 2 kali kalau gak salah. False alarm, kirain tanda melahirkan ternyata bukan. Bukaan satu aja berlangsung seminggu. Selama seminggu masih bisa jalan-jalan, malah beberapa hari menjelang lahiran masih sempat creambath dan massage ringan di pundak bahu. Hai berarti udah setahun ibu tidak creambath dan massage 😁😁 Malah beberapa jam sebelum Anya lahir, ibu tu lagi marahan sama ayahmu. Ngambek yang males ngomong gitu lah. Ayahmu juga waktu itu marah ke ibu dan diemin ibu. Perkaranya apa udah lupa, hahaha. Tapi pas hamil Anya, rasanya aku gampang banget marah dan lebih galak. Cepet banget naik pitam dan ngambek. Pernah pas minggu 35-36 ibu ngambek sama ayah dan langsung kabur nyetir sendiri dan nonton X-Men sendiri. Coba bayangkan kalau waktu itu tahu-tahu Anya memutuskan lahir, apa gak heboh sebioskop hahaha. Minggu ke37 akhirnya nonton berdua, karena ayah sebenarnya pengen nonton X-Men juga.

Ibu masih inget, hari Minggu dini hari jam 1-2 merasakan perut melilit seperti kram haid dan pegel-pegel di pinggang. Lama-lama sensasi tersebut makin intens, rasa sakit di perut menjalar sampai pinggang dan intervalnya semakin pendek. Apakah sekarang saatnya, pikirku. Karena rasa sakitnya makin menjadi, akhirnya bangunin suami. Suami agak panik dan nanya, langsung ke RS aja atau gimana. Kubilang tunggu dulu 1-2 jam lah. Akhirnya jam 4 pagi kami ke Hermina Arcamanik. Untung jam segitu, jalan tentu aja masih sepi lowong. Kalau pas jam macet, duh tobat deh.
Sampai RS masih bisa jalan sendiri ke ruang observasi. Aku kayaknya sempet tidur lagi apa ya, kok lupa. Yang keinget udah pagi aja, matahari udah benderang. Bukaan diperiksa masih bukaan 2 ke 3. Detak jantung bayi kurang dari yang diharapkan tapi masih dicoba cara lain untuk meningkatkan detak jantungnya. Mulai dari aku disuruh makan, dikasi oksigen, sampai Anya dikagetin dengan stimulasi suara. Tapi detak jantungnya masih kurang. Akhirnya suster memintaku menunggu karena mo konsultasi dokter obgynku dulu. Aku menunggu sembari mendengarkan OST X-Men Days of the Future Past, Time in a Bottle dari Jim Croce, yang aslinya lagu tahun 1973.

Entah udah berapa kali lagu tersebut rewind terus. Aku sendiri udah pasrah mau gimana. Terus terang waktu itu ga kebayang cesar karena masih ngarep normal. Waktu menunggu yang dipikirkan adalah gimana rasa sakitnya nanti pas bukannya nambah ya. Lagian kok bukannya nambahnya pelan amat ga kayak kakakku. Sementara pasien lain yang datang hampir barengan, jam 8 itu udah melahirkan normal. Perasaannya udah positif aja lah, apalagi mengingat dokterku pro normal walaupun aku didiagnosa ada kista di rahim. Pas ngerasain sakit yang dipikir adalah, “Kampret, katanya kalau rajin minum jamu hamil, proses lahiran bakal cepet dan ga sakit seperti ibuku dan mbakku. Kok ini masih sakit hiiih, padahal aku dah rajin minum. Yahh!”

BERSAMBUNG

0

7 April 2014

Halo Adek, kamu udah makin gede sekarang dalam kandungan Ibu. Kalo nendang udah makin heboh. Sekitar 2 bulan lagi kita ketemu, yay! Antara gak sabar, happy, tapi juga deg-degan stress khawatir. Rasanya clueless banget untuk merawat, mengasuh, dan membesarkan kamu. Ibu sudah baca-baca untuk bekal pengetahuan biar ga blank-blank amat, agar ada bayangan seperti apa nantinya. Tetep aja Ibu merasa clueless dan blank. Have no idea.

Nanti bantu Ibu ya Dek, kita bekerjasama bareng Ayah. Saling memudahkan dan melengkapi, saling bantu dan memahami. Ibu khawatir Dek, apakah Ibu sanggup? Apakah Ibu bisa? Rasanya makin kesini kekhawatiran itu makin terasa, sebelumnya engga (mungkin karena kemaren-kemaren masih krasa jauh).

Apakah kamu bisa merasakan kekhawatiran Ibu?

0

21 Februari 2014

Tadi sore nonton channel Lifetime, kebetulan pas acara One Born Every Minute UK. Tentang proses melahiran ibu-ibu gitu deh.

Nonton dua ibu-ibu mengalami kesakitan di tayangan tersebut jadi mikir dan membandingkan dengan proses melahirkan binatang (yang melahirkan tentu saja mamalia kan, kalau reptil, aves, kan bertelur ya?).

Pernah beberapa kali mendampingi proses melahirkan kucing. Trus nonton Dr. Pol di Natgeo, a vet, mendampingi proses melahirkan sapi, kuda. Rasanya proses kelahiran hewan-hewan tersebut sangat alami. Di Dr. Pol malah ada beberapa kasus kelahiran pada sapi yang bikin ngilu, tapi hewan-hewan tersebut tampak pasrah gitu.
Jadi bertanya-tanya, gimana caranya hewan-hewan tersebut tidak tampak menderita/in agony (?) dalam proses melahirkan? Aku mau banget belajar dari mereka >___<

'Tampak tidak menderita' ini juga penilaianku sih, aku engga tau pasti. Hanya karena mereka tidak mengaduh-aduh dan menjerit menangis, trus aku mengira demikian. Entahlah, yang jelas, di mataku hewan-hewan tersebut begitu pasrah.
Ah semoga aku dikaruniai kepasrahan seperti hewan-hewan tersebut ketika tiba hari H.

0

17 Februari 2014

Dear adek,

Alhamdulillah kita berdua sama-sama sehat sewaktu kontrol bulanan 24 minggu hari Sabtu kemarin. Air ketuban, detak jantung, anggota tubuhmu, lambung, kepala semua sehat dan lengkap. Kista ibu udah makin susah dilihat lagi diUSG, jadi dokter juga susah memperkirakan besarnya sekarang berapa. Semoga kista ibu makin mengecil.

Adek juga makin aktif di rahim ibu. Masih inget pas pertama kali ngeh gerakanmu, waktu itu minggu keberapa ya. Udah agak telat nyadarnya, udah lewat dari bulan ke5 hahaha. Selama ini ibu mengira, rasa nyeri itu adalah gerakanmu. Sampai tiba-tiba di suatu siang, pas ibu lagi duduk, ibu merasakan ada sensasi ga biasa di rahim ibu. Rasanya seperti ada yg berkedut di dalam perut. Pas nanya emak-emak lain, ternyata bener rasanya seperti itu, yaaaaayy.

Makin lama ibu makin bisa merasakan gerakanmu, apalagi kalau menjelang waktu tidur. Kamu aktiiiiif banget bergerak. Ayah sempet iri dan mutung karena tiap meletakkan tangan di atas perut ibu, kamu langsung diam. Begitu tangan ditarik, eee kamu bergerak lagi, hahaha. Tapi ayah akhirnya sempet juga merasakan tendanganmu. Hei, adek bisa ga nendang bantal sampai mencelat dari dalam perut ibu? πŸ˜†

Adek,

Mendekati saat kamu lahir, ibu memperbanyak baca-baca tentang metode kelahiran. Ada banyak banget ternyata metode kelahiran. Tentu aja ibu pingin adek lahir normal dan minim intervensi medis. Ibu membayangkan, lahirnya kamu seperti waktu manusia menginjak bulan pertama kali. Atau seperti alien yang pertama kali datang ke bumi. Pasti menakjubkan buat kamu.
Buat ibu sendiri, ibu kenapa ingin normal dan minim intervensi medis, karena ibu ingin prosesnya kamu datang itu adalah peristiwa yang menyenangkan, membahagiakan, tidak ada trauma bagi kita berdua, kita berjumpa dengan bahagia, senang, lembut, takjub. Selain itu irit buat kami orang tuamu, hahaha. Kan duitnya bisa dipakai buat beli-beli keperluan kamu nantinya dek, hihi.

Amin ya dek, kamu juga ingin datangmu ke bumi seperti astronot yang ke bulan/angkasa pertama kali kan? Megah (dalam hal emosi) dan menakjubkan.

Adek,

Ibu percaya bahwa kamu memilih kami sebagai orang tuamu dengan sengaja. Ibu percaya bahwa kamu ingin lahir (kembali) ke dunia karena ada misi yang kamu tunaikan. Ibu percaya kalau kamu sebelumnya telah mengalami kehidupan di dunia dan belajar sesuatu untuk misimu saat itu. Sama halnya ibu percaya diri ibu ada di dunia saat ini ada hubungannya dengan kehidupan ibu sebelumnya, dan ada misi yang ibu harus tunaikan.

Ibu deg-degan, dek. Satu sisi merasa terhormat kamu telah memilih ibu dan ayahmu, kami adalah orang terpilih bagimu. Ibu juga jadi flashback dengan hubungan ibu dan ortu ibu alias eyangmu. Ibu sebagai satu-satunya putri mereka, tetapi hubungan dengan orang tua khususnya eyang putrimu nyaris bergeronjal. Ibu yang pemberontak, pemarah, anak yang sulit bagi mereka. Sempat menuduh mereka tidak sayang ibu dan ibu frustasi, pengen pergi, kabur, minggat. Sungguh relasi mom-daughter yang tak mulus. Percaya engga dek, belum lama lho ibu menyadari bahwa eyangmu ternyata suayang buanget sama ibu. Momen pernikahan ibu dan ayahmu adalah momen rekonsiliasi. Ibu menyadari betapa sayang dan cinta ibu ke eyangmu. Semuanya sangat ibu syukuri, karena membawa ibu di titik saat ini.

Nah, masa-masa sekarang ini, masa mengandung adek, dan kepercayaan ibu bahwa tiap anak memilih siapa yang jadi orang tuanya, ibu jadi deg-degan sekaligus terhormat.
Pertanyaannya, apa yang ibu bisa lakukan dengan pengetahuan ini, untuk dirimu dan membantu pertumbuhanmu di dunia ini?

Terimakasih Adek, terimakasih telah memilih kami. Terimakasih telah membuat kami merasa spesial dan istimewa. Terimakasih untuk pelajaran yang telah adek berikan saat ini dan di masa mendatang. Deg-degan, tapi ibu sangat menantinya.

I love you, dek :*

0

7 Februari 2014

Lama ga update blog ini, sekalinya update yg isinya sedih.

Iya dek, Ibu lagi sedih dan marah. Biarkan ibu sendiri dulu ya dek. Iya, kamu sekarang udah 23 minggu, nendangnya makin kerasa. Ibu bahagia sekali tiap kamu nendang. Hanya saja saat ini Ibu lagi ingin sendiri, jadi bukannya Ibu ga sayang kamu dengan engga ngerespon tiap kamu nendang.

Ibu sedih sekali, Cindy akhirnya harus rawat inap di klinik karena distemper. Cindy, kitten ketiga di rumah ini setelah Isa dan Bella. Isa dan Bella udah ga ada Dek, sakit distemper dan cepet banget dropnya. Padahal merekalah yg bikin hari-hari Ibu jadi lebih lengkap, menemani kita, Dek. Ibu berduka sekali pas mereka ga ada. Sekarang Cindy. Melihat Cindy makin kurus dan lemah, dan tadi ditusuk jarum infus, Ibu sedih banget. I feel so devastated. Ibu jadi ga selera makan. Hilang rasanya keinginan untuk makan.

Selain itu Ibu juga sedang marah. Beberapa hal bikin Ibu marah. Untungnya kesadaran Ibu masih ada, Dek. Ibu sering denger para Ibu yang ga berdaya dengan marahnya dan melampiaskan ke anak. Ibu jujur ada perasaan serupa, tapi Ibu berhenti. Ibu teringat diri Ibu sendiri. Bagaimana rasanya jadi pelampiasan marah dan kesal. Jadi mohon Adek paham, ibu butuh waktu sendiri.

I love you, Dek.

0

6 Desember 2013

Hi Dear, besok sabtu kamu genap 14 minggu ya. Ih ga sabar bener menanti saat-saat bisa intip kamu lagi via usg. Rasa-rasanya masih ga percaya Mami hamil, abisnya perut masih kecil gini (walau udah lumayan buncit seperti orang gemuk dan beberapa hari lalu celana mulai susah dikancing). Kalau ga ketutupan baju, perut sih udah keliatan hamil, tapi pakai kaos, ga terlalu keliatan, Dek.

Nafsu makan mami drop lagi nih dua minggu ini. Males banget makan dan pilih-pilih. Kasihan Papamu itu lho, jadi ga keurus. Dua malam ini terpaksa Papamu maemnya roti tawar terus abisnya Mamimu eneg makan yang lain. Kapan masa-masa ini segera berlalu ya? Pengen segera bisa rakus lagi jadi bisa segera masak lagi buat Papamu.

Mami juga jadi kepikiran liat perut Mami yang rasanya ga segede abis cek dokter. Jadi kuatir, kamu gapapa Dek? Kamu masih tetep dapet nutrisi, Dek? Kamu terus tumbuh sempurna seperti biasanya kan? Mami kuatiiiiirrrr >___<

Oh ya, Mami mau cerita.
Ada satu novel terakhir yang Mami baca dan itu sangat mempengaruhi Mami. Judulnya Inferno, ditulis Dan Brown. Mami terpengaruh dengan ide cerita di novel tersebut, tentang over-population dan dampaknya. Duh, Mami jadi merasa egois. Mami juga berpikir, egois juga dong mereka yang terus dengan sadar menyumbang jumlah populasi manusia.
Selain itu ada kekhawatiran, ketika kamu tumbuh dewasa, bumi jadi tempat yang makin ga ramah karena over populasi tadi. Semua orang berebut sumber daya alam. Termasuk kamu. Duh, apa yang bisa kami wariskan padamu untuk survive di masa tersebut? πŸ˜₯

Subuh tadi baca berita tentang meninggalnya Nelson Mandela. Tapi Mami baru nangis siang ini pas baca wiki tentang film Invictus yang based on his story. Semoga bukan mimpi yang kegedean kalo berharap kamu kelak jadi orang hebat seperti Nelson Mandela.

Oh I'm so in love with you although we haven't met yet! β™₯

4

25 November 2013

Kemarin Sabtu, periksa rutin ke dokter jadi salah satu momen paling membahagiakan. Sebelumnya ada perasaan, cek ke dokter sabtu itu seperti mau ujian/pendadaran/sebangsanya. Kenapa? Karena dokter akan memberitahukan hasil tes lab, selain tes darah juga tes kista, apakah ganas atau jinak. Tapi kemudian pasrah aja deh, apapun yang terjadi, terjadilah. Ajaib, setelah pasrah rasanya kok jadi lebih tenang ga dihantui kekuatiran. Perasaan baik-baik saja, ga ada kecemasan.

So, siang itu begitu tiba giliran kami diperiksa dokter Ira, langsung nanya soal hasil lab. Dokter Ira sendiri juga pertama yang disampaikan adalah soal kista. Katanya, “Jinak pak, bu. Jadi dibiarkan saja ya, tidak usah pembedahan. Ada nyeri sedikit? Jarang? Gapapa, itu otot rahim/perut (?) spasm/tegang, ga usah kuatir. Hasil tes CA memang agak lebih tinggi dari batas normal, karena kalau normal di bawah 30. Hasil lab berkisar 129. Ganas jika angka CA diatas 1000 (? Aduh lupa sih tepatnya berapa, seingatku hasil labku berada di batas bawah lah) jadi bapak ibu tenang saja ya. Nanti di-USG kita cek, perkembangannya bagaimana, semoga tidak berkembang ya.”
Waaa kelegaan langsung memancar dan timbul harapan.

Lalu tibalah momen itu, momen ajaib. Ketika perut dioles gel dingin dan USG bergerak di permukaan perut di bawah pusar. Haaa, itu dia kantung rahimku. Haaah ada bentuk seperti kepala trus seperti badan…DAN DIA BERGERAK! KYAAAA, itu ada bayi mungil lucu bangettttt, kepalanya gede, tulang belakang keliatan, punggungnya menekan kuning telur, trus kakinya meregang dan jungkat-jungkit sampai punggungnya melenting-lenting. HUAAAAA luuuucuuuuu baaaanget astagaaaa, kalo di Sitisewu nyebut istilah gerakan itu ‘mberot-mberot’. Aduuuhhh lucuuuu banget, tiap alat USG digerakkan di perut, bayi lucu itu mberot-mberot. Sampai dokternya ketawa dan bilang, “Wah ini aktif banget ya, sampai sit up gitu.”
Dan kami, kami orang tuanya, aku dan si Mas, ketawa-tawa geli. Aku geli sekaligus takjub dan terharu. Astagaaaahhhh beneran ada makhluk kecil hidup aktif menggeliat muter-muter di dalam perutku! Panjangnya kata dokter udah 6,55cm, woowww!!

Sampai kami keluar dan nunggu di kasir, sambil lihat lagi foto USG, kami ketawa-tawa lagi mengingat tingkah pencilakan si kecil lucu ini. Sampai mbrambangi gitu deh ketawanya.

image

Alhamdulillah, bersyukur sekali untuk nikmat yang kesekian kali kami terima. Oh ya, sampai lupa cerita soal hasil USG kista. Abis ngintip adek bayi, kista diperiksa. Alhamdulillah, dari pemeriksaan ukuran tidak ada pembesaran. Malah ukurannya mengecil lagi nol koma sekian senti. Cukup signifikan lah, menurutku. Kata dokter, hindari aja makanan berlemak, selain itu ga ada pantangan makan. Untuk vitamin, mulai dikasi Vitamam 2, kapsul omega, dan tablet kalsium.

Kemarin aku juga baru sadar, perutku udah mulai kelihatan seperti hamil beneran. Selama ini kalau si Mas komen soal perut buncit, kubilang karena kekenyangan. Nah dua hari terakhir, aku sempet ga makan semalaman karena full. Eh paginya perut masih melendung padahal belum sarapan. Apalagi kemarin sore, pakai baju summer dress, keliatan bener babybump-nya, ihiy!

image

Si Mas jadi makin rajin dan semangat elus-elus Adek. Tiap saat dielus dan diciumi, bahkan di mall juga dicium tuh perut. He looks so happy! Malah jadi punya ide jail untuk mengabadikan foto kehamilan yang ke-12 minggu.

image

Hahaha konyol kan? πŸ˜†
Yang jelas, mulai trimester kedua ini nafsu makan masih labil. Sepertinya aku harus makan dikit-dikit tapi sering dan berhenti sebelum kenyang. Soale kalo dibablasin jadi penuh banget perutnya dan malah ga karuan.

Trimester kedua juga bertekad untuk olahraga. Lagi cari info tentang yoga prenatal, enakan ikutan kelas ato sendiri aja di rumah. Pengen juga sih jalan-jalan di kolam renang (soale ga bisa renang). Abisnya, masih gampang banget cape. Jalan kelamaan di mall (lebih dari 45 menit) udah capek banget dan pusing. Harapannya dengan ikut yoga/olah tubuh, badan makin bugar. Semoga juga bisa mulai masak, boros bener euy makan di luar dan bingung tiap harinya.

Oya, untuk pertanyaan perlukah aku tes amniotik (sebangsa itulah) untuk mendeteksi dini kelainan janin, dokter Ira bilang ga usah. Selain itu juga resikonya, karena tes macem gitu menyuntikkan jarum ke cairan ketuban, khawatirnya malah bikin infeksi.

Okay Sayang, kamu cepet gede dan sehat lengkap sempurna ya di kantung Ibu. Bantu Ibu menendangi semua kista-kista itu biar makin kecil dan menghilang! Ibu sayang banget ama kamu dan udah kangen aja! πŸ˜†