0

Asuransi atau Investasi untuk Pendidikan Anak? 

Menyambung tulisan kemarin terus terang masih belum mempunyai bayangan jelas bagaimana kondisi pendidikan Indonesia beberapa tahun kedepan. Antara skeptis, pesimis dan… ah entahlah. Gimana engga, ganti menteri ganti kebijakan. Anak sekolahan jadi bulan-bulanan obyek kebijakan. Udah gitu komersialisasi pendidikan makin edan – edanan, menyadari ada ortu yang rela bayar mahal demi embel-embel terbaik. Pengennya Anya besok sekolah di luar negeri (abroad loh ya, bukan luar negeri=swasta) aja lah, yang kurikulumnya udah stabil dan kebijakan pendidikannya memanusiakan anak. 

Pernah baca di mana gitu, tingkat inflasi pendidikan di Indonesia cukup tinggi, bisa 20% tiap tahun. Gile kan? Makin lama ga manusiawi deh, dijadiin sapi perah. Kalau sekadar mengandalkan tabungan jelas syusyeh mengejar inflasi gila-gilaan. Investasi adalah pilihan yang patut dipertimbangkan. Nah tapi investasi macam apa ya? Apalagi banyak banget produk investasi yang ada sekarang ini. Banyak juga yang masih bingung beda asuransi dan investasi. 

Berikut adalah penjelasannya: fungsi investasi adalah membantu untuk mencicil dalam jumlah kecil dan mengharapkan hasil keuntungan yang tinggi. Sehingga, dalam 10 hingga 15 tahun kedepan, saldonya terkumpul sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan, asuransi jiwa, berfungsi untuk melindungi keluarga, jika dalam perjalanan melakukan cicilan investasi, tiba-tiba terjadi kematian atas pencari nafkah utama maka penghasilan yang biasa diberikan kedalam rumah tangga dapat digantikan oleh dana tunai dari uang pertanggungan polis asuransi jiwa.

Nah kalau asuransi pendidikan bagaimana? 

Asuransi pendidikan akan memberikan manfaat proteksi, yaitu perlindungan kepada pemegang polis hingga berusia 99 tahun (tergantung jenis produk asuransi jiwa). Sehingga, jika anak belum selesai bersekolah hingga sarjana dan terjadi risiko kematian pada orang tua, maka anak akan tetap memiliki dana untuk meneruskan pendidikannya. Sedangkan bonus manfaat investasi dari sebuah asuransi pendidikan akan diperoleh jika porsi tabungan atau dana investasi yang dikumpulkan terus berkembang dan memberikan hasil yang positif. Pahamilah bahwa investasi pasti mengandung risiko, jadi tidak seperti produk tabungan, nilai investasi tidak dijamin oleh perusahaan asuransi jiwa. Hasil keuntungan bisa jadi sesuai harapan, atau diatas harapan, atau dibawah harapan.
Nah kalau pengen tahu seberapa duit yang harus disiapkan untuk pendidikan anak di masa mendatang, coba kalkulator simulasi ini: http://www.bekalmasadepan.com/articles/mempersiapkan-masa-depan-pendidikan-anak

Sudah dicoba? Udah pusing? Udah punya solusi? 😁😁😁

Daripada pusing, coba buibu ikutan Bekal Masa Depan Chil-Go! Bekal Masa Depan Chil-Go! merupakan salah satu langkah Morinaga dalam mendukung gerakan #SiapCerdaskanBangsa yang ditujukan kepada para orang tua untuk dapat berbagi stimulasi dan ide kreatif dalam mengembangkan Kecerdasan Majemuk Si Kecil. 

Hadiahnya oke banget lho! Asuransi pendidikan senilai 500 juta! Wow banget kan! 

Nah sembari menyiapkan ide, ada beberapa tips dari Prita Hapsari Ghozie, perencana keuangan independen dari ZAP Finance:

1. Ortu sebaiknya sudah harus mulai mendiskusikan pendidikan anak sejak sang anak masih dalam kandungan. Lakukan survei dengan mendatangi sekolah-sekolah yang ada atau datang ke pameran pendidikan yang mulai banyak diselenggarakan.

Nah menurut pengalaman pribadi, langkah awal ini cukup susah, susah-susah gampang. Karena suami dan istri harus menyamakan visi misi dulu terhadap anak. Ini lho susahnya, suwer! Seringkali suami dan istri punya perbedaan pandangan dan mimpi terhadap anak. Untuk menyamakan persepsi ini butuh kerja keras komunikasi intens. Nih buktinya, yang nulis. Perlu waktu berkali-kali, berbulan-bulan, dan belum cukup mulus nih, hiks. 

2. Berdasarkan pilihan favorit orang tua dan anak, lakukan riset kebutuhan biaya pendidikan untuk tahun ini. Pahami bahwa biaya pendidikan tahun ini kemungkinan besar akan meningkat setiap tahunnya, sehingga saat anak masuk sekolah nilainya akan bertambah besar. 
3. Sesuai kebutuhan dana yang sudah dihitung, silakan periksa tabungan atau investasi yang sudah disiapkan. Apakah sudah cukup? Jika angkanya masih lebih kecil dari yang seharusnya, jujurlah pada diri sendiri bahwa sekaranglah saatnya merevisi rencana dana pendidikan.
4. Periksa apakah keuangan keluarga sudah terlindungi. Menabung dan berinvestasi akan terasa mudah dijalankan oleh keluarga yang masih produktif dan mendapatkan penghasilan. Risiko kematian di usia produktif atas pencari nafkah atau orang tua dapat terjadi kapan saja. Oleh sebab itu, perlindungan asuransi jiwa sangat penting dalam perencanaan dana pendidikan.
Semoga tips tadi cukup membantu memberi panduan dalam merencanakan pendidikan ya, karena sesungguhnya berkeluarga itu ga bisa go show. Serem tau liat angka-angkanya. Sesungguhnya perencanaan yang baik mengurangi kecemasan yang ditimbulkan oleh deretan angka tersebut dan semoga mimpi kita yang terbaik untuk anak tercapai, AMIN!